Selamat datang di portofolio
lidia padang
Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir
A.Astronomis
Kabupaten Samosir ini terletak pada 20 24‘ - 20 25‘
Lintang Utara dan 980 21‘ - 990 55‘ BT. Secara Administratif Wilayah
Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten, yaitu di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun; di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir; di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan; dan di sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.
B.Geografis
Batak Samosir merupakan
sub atau bagian dari suku bangsa Batak.Suku Batak Samosir meliputi Kabupaten Samosir dan sebagian
kecil Kabupaten Toba Samosir yang sekarang yang wilayahnya
meliputi Pulau Samosir dan sekitarnya. Kabupaten Samosir
terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 700 – 1.700 m di
atas permukaan Laut, dengan komposisi;
700 m s/d 1.000 m dpl = ± 10 %
1.000 m s/d 1.500 m dpl = ± 25 %
> 1.500 m dpl = ± 65 %
Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :
0 - 20 (datar) = ± 10 %
2 - 150 (landai) = ± 20 %
15 - 400 (miring) = ± 55 %
> 400 (terjal) = ± 15 %
700 m s/d 1.000 m dpl = ± 10 %
1.000 m s/d 1.500 m dpl = ± 25 %
> 1.500 m dpl = ± 65 %
Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :
0 - 20 (datar) = ± 10 %
2 - 150 (landai) = ± 20 %
15 - 400 (miring) = ± 55 %
> 400 (terjal) = ± 15 %
Kabupaten Samosir memiliki 10 buah sungai yang keseluruhannya
bermuara ke Danau Toba. Sebahagian dari sungai tersebut telah dimanfaatkan
untuk mengairi lahan sawah seluas 3.987 ha, lahan sawah yang beririgasi
setengah teknis (62,13 % dari luas yang ada). Panjang saluran irigasi di
Kabupaten Samosir mencapai 74,77 km, terdiri dari irigasi setengah teknis 70,63
km (21,53 km saluran primer dan 49,10 km saluran sekunder) dan irigasi
sederhana 4,14 km.
Luas lahan produktif di Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha, terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %), dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %). Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja kasar mengakibatkan hanya 14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya merupakan lahan tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.
Luas lahan produktif di Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha, terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %), dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %). Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja kasar mengakibatkan hanya 14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya merupakan lahan tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.
·
C.klimatologis
Sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan
menggantungkan dengan pertanian, curah hujan merupakan salah satu faktor
eksternal yang menentukankeberhasialn pertanian penduduk. Rata-rata curah hujan
yang terjadi di Kabupaten Samosir pada tahun 2003 berdasarkan hasil pengamatan
dari 7 (tujuh) stasiun pengamatan adalah sebesar 177 mm / bulan dengan jumlah
hari hujan sebanyak 11 hari.
Temperatur Kabupaten Samosir berkisar antara 170 C - 290 C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen dan tergolong dengan beriklim tropis.
Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni s/d Agustus berkisar dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5 s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-rata curah hujannya adalah Harian sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah Nainggolan rata-rata sebesar 120 mm.
Temperatur Kabupaten Samosir berkisar antara 170 C - 290 C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen dan tergolong dengan beriklim tropis.
Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni s/d Agustus berkisar dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5 s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-rata curah hujannya adalah Harian sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah Nainggolan rata-rata sebesar 120 mm.
D.Demografis
a
.Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah
penduduk Kabupaten Samosir dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan. Berdasarkan data BPS
Kabupaten Samosir bekerjasama denganBappeda
Kabupaten Samosir bahwa pada tahun 2007 jumlah penduddukKabupaten Samosir sebesari 131.205 jiwa atau
30.945 RT, pada Tahun 2008meningkat menjadi 131.549 Jiwa atau sebanyak
31.274 KK dan pada tahun 2009meningkat menjadi 135.563 jiwa atau sebanyak
30.892 RT.Peningkatan jumlah penduduk
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata lajupertumbuhan penduduk pada periode
2007-2009, adalah sebesar 0,99 persenper tahunnya. Laju pertumbuhan
penduduk yang rendah ini diperkirakan akibatbanyaknya
penduduk yang melakukan migrasi keluar baik untuk melanjutkanpendidikan atau
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak serta telahadanya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya Program KB.
b.Ratio
Kependudukan
Data dari BPS Kabupaten Samosir menunjukkan jumlah penduduk
perempuanlebih banyak dari laki-laki, dengan
perbandingan pada setiap 100 pendudukperempuan terdapat 97,79 penduduk
laki-laki. Hal ini disebabkan kemungkinan penduduk laki-laki daerah ini pergi keluar meninggalkan Kabupaten
Samosiruntuk mencari nafkah, melanjutkan sekolah atau bahkan menetap di tempattujuan.
c.struktur kependudukan menurut umur
Bila dilihat komposisi penduduk menurut usia, ternyata penduduk
KabupatenSamosir masih tergolong struktur usia
produktif. Ini ditunjukkan dari persentasependuduk usia muda (di bawah 15 tahun) sebesar 30,30%, penduduk usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun
sebesar 63,76% dan penduduk usia 65 tahun keatas sebesar 5,94 %
d. Struktur
Kependudukan menurut Lapangan Pekerjaan
Struktur
kependudukan menurut lapangan pekerjaan di Kabupaten Samosirmenunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yangpaling dominan, jika
dibandingkan dengan sektor lainnya. Dari tabel di atasdiperoleh sekitar 92,74 % penduduk
daerah ini bekerja di sektor pertanian, dansisanya sekitar 7,26 % bekerja di
sektor lainnya. Tingginya persentase pekerjapada sektor pertanian di Kabupaten
Samosir, antara lain disebabkan daerah inimempunyai
potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian dan masihdibutuhkan
pengembangan pada sektor yang lain.
E.Sejarah
1.periode pra aksara
Dilakukan melalui tradisi lisan, dimana
pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah sebagai berikut.
Ø Tradisi
lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat,
menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari
seseorang kepada orang lain.
Ø Tradisi
lisan dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke
generasi yang lain,dst.
Ø Menurut
Kuntowijoyo,tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau
masyarakat manusia.
Tradisi sejarah masyarakat sebelum
menggenal tulisan merupakan tradisi dalam mewariskan pengalaman masa lalu serta
pengalaman hidup sehari-hari yang terkait dengan adat istiadat, kepercayaan,
nilai moral pada generasi mereka sendiri dan generasi yang akan datang melalui
tradisi lisan, peringatan-peringatan berupa bangunan serta alat hidup sehari-hari.
Tradisi lisan mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral,
keagamaan, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu dan mantra, serta
petuah leluhur.
Tradisi lisan ada sejak manusia
memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun belum mengenal tulisan tetapi mereka
telah mampu merekam pengalaman masa lalunya.
Sebagai
contoh tradisi lisan:
- Aktivitas bercocok tanam sampai sekarang masih ada karena diwariskan secara bertahap dan turun temurun dari nenek moyang kita kepada generasi selanjutnya.
- Aktivitas membuat gerabah yang mulai dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin berkembang, Bagaimana cara mereka mewariskan keahliannya?
1.
Cara Masyarakat Mewariskan Masa Lalunya
Proses
pewarisan kebudayaan pada masyarakat yang belum mengenal tulisan dilakukan
melalui keluarga dan masyarakat atau orang lain disekitarnya.
a.
Keluarga
Penggenalan
dilakukan dari hal-hal sederhana yang mudah dipahami seperti:
- aspek-aspek material (benda buatan manusia yang dapat diraba dan dilihat)
- hingga proses pengenalan yang lebih rumit yaitu kebudayaan non material seperti; kepercayaan terhadap roh,norma dan nilai yang ada di tengah’’ masyarakat,kebudayaan,bahasa daerah batak toba asli,dll.
Pewarisan
tersebut dilakukan dengan cara sosialisasi adat istiadat/kebiasaan baik secara:
§
langsung (secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat yang
berlaku)
§
tidak langsung (dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari).
§
Selain disampaiakan secara lisan, juga dilakukan melalui cerita atau dongeng
(sebab dalam dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai nilai-nilai atau sesuatu
yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu yang dipandang
tidak boleh dilakukan.contohnya ,adanya larangan untuk anak perempuan tidak
boleh makan di depan pintu,karna akan menghambat datangnya jodoh dari si anak
tersebut.
b.
Masyarakat
Masyarakat
merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah identitas,
dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang tersetruktur.
Masyarakat
mewariskan masa lalunya melalui:
Ø
Tradisi dan adat istiadat (nilai,norma yang mengatur perilaku dan hubungan
antar individu dalam kelompok).
Adat
istiadat yang berkembang di suatu masyarakat harus dipatuhi oleh anggota masyarakat
di daerah tersebut. Adat istiadat sebagai sarana mewariskan masa lalu terkadang
yang disampaikan tidak sama persis dengan yang terjadi di masa lalu tetapi
mengalami berbagai perubahan sesuai perkembangan zaman. Masa lalu sebagai dasar
untuk terus dikembangkan dan diperbaharui.
Contohnya,pada
masa lalu masyarakat jika melakukan upacara adat seperti pernikahan harus
menggunakan pakaian adat lengkap,sedangkan sekarang dapat diganti dengan kebaya
untuk perempuan dan jas untukl laki laki agar terkesan lebih menarik.
Ø
Nasihat dari para leluhur, dilestarikan dengan cara menjaga nasihat tersebut
melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan kemudian disampaikan secara
lisan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ø
Peranan orang yang dituakan (pemimpin kelompok yang memiliki kemampuan lebih
dalam menaklukkan alam) dalam masyarakat.
Contoh:
Adanya
keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan diberikan apa yang
disukainya dalam bentuk sesaji.
Pemimpin
kelompok menyampaikan secar lisan sebuah ajaran yang harus ditaati oleh anggota
kelompoknya.
Ø
Membuat suatu peringgatan kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa
lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta bangunan tugu atau makam.
Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan
melihatnya.
Contoh;
makam raja sisimangaraja xix,makam raja sidabutar ,dll
Ø
Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk sejarah
lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan yang
mereka buat.
Seperti:
Menhir
(tugu batu), merupakan tugu peringgatan bagi generasi yang akan datang behwa di
tugu tersebut terdapat arwah nenek moyang yang harus disembah.contoh,tugu raja
sidabutar
2.
Jejak-jejak Sejarah Masyarakat sebelum Mengenal Tulisan
Folklor,
Mitologi, Legenda, Upacara, dan Lagu-lagu digolongkan dalam teks lisan sebagai
bagian kebudayaan lisan dan dapat dijadikan sebagai sumber untuk penulisan
sejarah (historiografi) setelah dibandingkan dengan sumber-sumber lain yang
sezaman.
Terdapat
sejarah di dalamnya yaitu berupa ingatan kolektif yang tersimpan dalam ingatan masyarakat
yang diwariskan secara turun temurun melalui tradisi lisan.
a.
Folklor
Folklor
adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang tersebar atau diwariskan secara
turun temurun.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan
cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan.
Ciri-ciri
folklor:
v
Folkor diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulut ke
mulut) dari satu generasi ke generasi berikutnya.
v
Folklor bersifat tradisional, tersebar di wilayah (daerah tertentu) dalam
bentuk relatif tetap, disebarkan diantara kelompok tertentu dalam waktu yang
cukup lama(paling sedikit 2 generasi).
v
Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu, karena pencipta
pertamanya sudah tidak diketahui sehingga setiap anggota kolektif yang
bersangkutan merasa memilikinya (tidak diketahui penciptanya)
v
Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama. Diantaranya sebagai alat
pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
v
Folklor terdiri atas banyak versi
v
Mengandung pesan moral
v
Mempunyai bentuk/berpola
v
Bersifat pralogis
v
Lugu, polos
Menurut
Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu:
1)
Folklor Lisan
Merupakan
folkor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan
diwariskan secara lisan.
Folkor
jenis ini terlihat pada:
(a)
Bahasa rakyat adalah bahasa
yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat
atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari.
Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
(b)
Ungkapan tradisional adalah
kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya
mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah.
(c)
Pertanyaan tradisional
(teka-teki)
Menurut
Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu
atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.
(d)
Puisi rakyat adalah
kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat
kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang
lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
(e)
Cerita prosa rakyat, merupakan
suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di
dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
(f)
Nyanyian rakyat, adalah sebuah
tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau
tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan
hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat
manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu daerah.
2)
Folklor Sebagian Lisan
Merupakan
folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor
ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian
lisan, adalah:
(a)
Kepercayaan rakyat (takhyul),
kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktek
(kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
(b)
Permainan rakyat, disebarkan
melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa
(c)
Pesta Rakyat
pesta yang diadakan ketika musim panen atau pada saat saat tertenti misalnya upacara memasuki rumah,ulang tahun atau hari jadi daerah tersebut.
pesta yang diadakan ketika musim panen atau pada saat saat tertenti misalnya upacara memasuki rumah,ulang tahun atau hari jadi daerah tersebut.
(f)
Upacara Adat yang berkembang di
masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan
masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa
terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan
kesejahteraan kepada mereka.
3)
Folklor Bukan Lisan
Merupakan
folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara
lisan. Seperti halnya dengan suku bangsa Indonesia lainnya ,batak toba di
daerah toba samosir ini juga memiliki cara berkomunikasi atau pesan pesan yang
ingin di sampaikan.Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak). Yang
termasuk dalam folklor bukan lisan:
(
a) Arsitektur rakyat
Arsitektur merupakan sebuah seni atau
ilmu merancang bangunan khas batak toba yang memiliki arti dan maksud dari
setiap bagiannya.
(b)
Kerajinan tangan rakyat
Awalnya
dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah
tangga.sebagai contoh yaitu patung patung yang terbuat dari batu,namun masih
tergolong dalam seni murni kasar.
(c)
Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari daerah batak toba di kasan toba samosir
seperti ulos.setiap ulos yang di pakai di setiap upacara atau acara memiliki
maksud dan arti yang berbeda beda.
(d)
Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
(e)
Masakan dan minuman tradisional seperti arsik,dekke na niura( ikan
yang di makan tanpa harus di masak terlebih dahulu,cukup dengan mengungkepnya
dengan asam hingga ikan tersebut matang).
Mite
(myth)
berarti
cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai
cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal gaib,
contohnya asal usul batu gantung yang menyerupai tubuh seorang gadis.