Masyarakat Mandar memiliki mata
pencarian sebagai nelayan. Melaut bagi suku Mandar merupakan sebuah penyatuan
diri dengan laut. Chistian Pelras dalam Manusia bugis (Nalar, 2006) menilai
bahwa sebenarnya leluhur orang Mandarlah yang ulung melaut bukan orang Bugis
seperti pendapat banyak orang.
Rumpon atau roppong dalam bahasa Mandar adalah tehnologi penangkapan ikan yang pertama
kali ditemukan oleh pelaut Mandar, perahu sandeq adalah perahu tradisional bercadik yang tercepat dan ramah
lingkunagn dikawasan Austronesia. Ide penciptanya berasal dari aral yang
ditemukan pelaut mandar dilaut.
Mencari hidup dilaut bukanlah
pekerjaan sembarangan bagi orang Mandar. Mereka tahu betul bagaimana
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dilaut. Dikampung-kampung
Mandar, alat tangkap tak semuanya sama, ada yang menggunakan sandeq dan ada
juga yang menggunakan Baago, perahu Mandar yang tak bercadik.
Sistematis
pengetahuan yang harus dimiliki nelayan Mandar, terdiri dari kegiatan: berlayar
(paissangang asumombalang), kelautan (paissangang aposasiang), keperahuan (paissangang
paalopiang) dan kegaiban (biasa disebut paissangang). Sebelum melaut, mereka
melangsungkan upacara Kuliwa, yaitu pemujaan terhadap sang pencipta, sebagai
prasyarat melaut. Upacara Kuliwa ini semakin berarti dalam aktivitas Motangnga
yaitu mengakap ikan terbang beserta telurnya diakhir musimbarat dan diawal
musim timur (april-agustus).
Mata pencaharian
Kegiatan mencari nafkah adalah
hal yang seharusnya masyarakat mandar lakukan untuk menghidupi keluarga mereka.
Ada 7 mata pencahariannya. Pilihan yang sesuai dengan situasi dan kondisi,
dimana mereka bertempat tinggal.
Macam-macam mata pencaharian
masyarakat mandar
1. Berburu
Berburu adalah salah satu
kegiatan hidup yang dikenal oleh penduduk sulawesi barat pada umumnya. Dan
orang suku mandar khususnya. Binatang buruannya adalah rusa dan babi. Dan
perburuan dilakukan pada musimkemarau. Setelah musim panen datang.
Berburu rusa merupakan rangkaian
dari upacara tradisional. Biasanya pada perburuan rusa, orang-orang yang ada di
daerah tetangga ikut berpartisipasi, baik sebagai pelaksana maupun sebagai
penonton. Beda dengan perburuan rusa yang dilaksanakan karena tuntutan tradisi,
perburuan babi dilakukan sendiri oleh orang-orang dari kampung mandar untuk
kepentingan memelihara tanaman mereka. Orang mandar juga melakukan kegiatan
menangkap ular sawah. Juga burung tekukur. Untuk menangkap ular biasanya menggunakan
teknik khusu disertai mantra. Sedangkan untuk menangkap burung terkukur
diperlukan getah yang dalam bahasa mandar disebut piji'. Atau dengan
umpan. Bila mengejar mutu dan harganya tinggi.
2. Meramu
meramu hanya dijadikan mata
pencahrian tambahan. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh petani kecil yang
kurang mampu. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Mereka berbagi tugas, demi
mencukupi kebutuhan hidup. Dan itu sudah jadi semcam kesepakatan yang tak
tertulis, tapi harus di lakukan.
Hutan, semak belukar, kebuh dan
sawah, merupakan lokasi atau tempat peramuan. Adapun jenis ramuannya, seperti
kayu bakar, babmbu, rotan, kelapa, mangga, jambu, madu dan sebagainya.
3. Perikanan
Lokasi perikanan berada pada
sungai, tebat, laut, dan empang.
Pekerjaan ini dilakukan oleh kaum
laki-laki baik sendiri maupun beramai-ramai. Untuk perorangan biasanya mereka
menggunakan doang (kail), jala, dapo', puka', parratu-ratu, pakkai',paccumi,
dan lainnya. Alat-alat itu dipakai menurut kebutuhan dan situasi setempat. Menangkap
ikan di laut, umumnya di lakukan bersama-sama dengan menggunakan perahu dan
peralatan seperti jala, jarring, puka'buaro. Teknik menangkap ikannya di sebut
manjala rappo, manjala batang, manjaring, mampuka', ma'buaro.
4.pertanian
Meliputi persawahan ,
perladangan, usaha halaman, holtikultura dan perkebunan. Petani di daerah
mandar masih menggunakan alat-alat pertanian tardisional. Demikian pula dengan
cara-cara yang mereka lakukan masih sangat terikat pada tata cara adat isitiadat
nenek moyang mereka. Walaupun adat alat modern itu hanya digunakan oleh
pengusaha pertanian.
Dalam penggarapan dan pengelolaan
sawah, mereka bekerja bersama-sama. Ini yang menjadi keistimewaan karena masih
memegang teguh tradisi nenek moyang. Mereka yang di bantu hanya menyediakan
makanan, yang akan di santap bersamakama. Di rumah atau di antar ke sawah.
5.perkebunanan
Hasil perkebunan suku mandar
berupa kelapa , coklat, kopi, kemiri, lada, dan cengkeh.
6.perternakan
Kerbau, sapi, kuda, kambing, ayam
dan itik merupakan jenis binatang ternak atau di sebut juga denga binatang
piaraan bagi suku mandar. Berbeda dengan pemeliharaan sapi dan kerbau pada
umumnya. Pemeliharn kuda oleh parapetai lebih banyak menggunan waktu. Kuda
betina dilepas beitu saja. Sedangkan kuda jantan di kandangkan.
7. Kerajinan
Bentuk dan jenis kerajinan yang
terdat diah manar antara lain : anyaman, pemintala tali, sapu, tenunan,
kerajinan logam, keramik lokal. Hasil kerjainan tangan ini bisa di jadikan
alat-alat rumah tangg, pakaian, perhiasan, alat- alat upacara dan senjata serta
bisa juga di jadikan souvenir.
Hastuty, Sry, 2005. Manusia
Mandar. Pustaka Refleksi