BAB 5 Ekonomi Budaya Suku Mandar



Masyarakat Mandar memiliki mata pencarian sebagai nelayan. Melaut bagi suku Mandar merupakan sebuah penyatuan diri dengan laut. Chistian Pelras dalam Manusia bugis (Nalar, 2006) menilai bahwa sebenarnya leluhur orang Mandarlah yang ulung melaut bukan orang Bugis seperti pendapat banyak orang.
Rumpon atau roppong dalam bahasa Mandar adalah tehnologi penangkapan ikan yang pertama kali ditemukan oleh pelaut Mandar, perahu sandeq adalah perahu tradisional bercadik yang tercepat dan ramah lingkunagn dikawasan Austronesia. Ide penciptanya berasal dari aral yang ditemukan pelaut mandar dilaut.
Mencari hidup dilaut bukanlah pekerjaan sembarangan bagi orang Mandar. Mereka tahu betul bagaimana beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dilaut. Dikampung-kampung Mandar, alat tangkap tak semuanya sama, ada yang menggunakan sandeq dan ada juga yang menggunakan Baago, perahu Mandar yang tak bercadik.
Sistematis pengetahuan yang harus dimiliki nelayan Mandar, terdiri dari kegiatan: berlayar (paissangang asumombalang), kelautan (paissangang aposasiang), keperahuan (paissangang paalopiang) dan kegaiban (biasa disebut paissangang). Sebelum melaut, mereka melangsungkan upacara Kuliwa, yaitu pemujaan terhadap sang pencipta, sebagai prasyarat melaut. Upacara Kuliwa ini semakin berarti dalam aktivitas Motangnga yaitu mengakap ikan terbang beserta telurnya diakhir musimbarat dan diawal musim timur (april-agustus).

Mata pencaharian
Kegiatan mencari nafkah adalah hal yang seharusnya masyarakat mandar lakukan untuk menghidupi keluarga mereka. Ada 7 mata pencahariannya. Pilihan yang sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana mereka bertempat tinggal.
Macam-macam mata pencaharian masyarakat mandar
1. Berburu
Berburu adalah salah satu kegiatan hidup yang dikenal oleh penduduk sulawesi barat pada umumnya. Dan orang suku mandar khususnya. Binatang buruannya adalah rusa dan babi. Dan perburuan dilakukan pada musimkemarau. Setelah musim panen datang.
Berburu rusa merupakan rangkaian dari upacara tradisional. Biasanya pada perburuan rusa, orang-orang yang ada di daerah tetangga ikut berpartisipasi, baik sebagai pelaksana maupun sebagai penonton. Beda dengan perburuan rusa yang dilaksanakan karena tuntutan tradisi, perburuan babi dilakukan sendiri oleh orang-orang dari kampung mandar untuk kepentingan memelihara tanaman mereka. Orang mandar juga melakukan kegiatan menangkap ular sawah. Juga burung tekukur. Untuk menangkap ular biasanya menggunakan teknik khusu disertai mantra. Sedangkan untuk menangkap burung terkukur diperlukan getah yang dalam bahasa mandar disebut piji'. Atau dengan umpan. Bila mengejar mutu dan harganya tinggi.
2. Meramu
meramu hanya dijadikan mata pencahrian tambahan. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh petani kecil yang kurang mampu. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Mereka berbagi tugas, demi mencukupi kebutuhan hidup. Dan itu sudah jadi semcam kesepakatan yang tak tertulis, tapi harus di lakukan.
Hutan, semak belukar, kebuh dan sawah, merupakan lokasi atau tempat peramuan. Adapun jenis ramuannya, seperti kayu bakar, babmbu, rotan, kelapa, mangga, jambu, madu dan sebagainya.
3. Perikanan
Lokasi perikanan berada pada sungai, tebat, laut, dan empang.
Pekerjaan ini dilakukan oleh kaum laki-laki baik sendiri maupun beramai-ramai. Untuk perorangan biasanya mereka menggunakan doang (kail), jala, dapo', puka', parratu-ratu, pakkai',paccumi, dan lainnya. Alat-alat itu dipakai menurut kebutuhan dan situasi setempat. Menangkap ikan di laut, umumnya di lakukan bersama-sama dengan menggunakan perahu dan peralatan seperti jala, jarring, puka'buaro. Teknik menangkap ikannya di sebut manjala rappo, manjala batang, manjaring, mampuka', ma'buaro.
4.pertanian
Meliputi persawahan , perladangan, usaha halaman, holtikultura dan perkebunan. Petani di daerah mandar masih menggunakan alat-alat pertanian tardisional. Demikian pula dengan cara-cara yang mereka lakukan masih sangat terikat pada tata cara adat isitiadat nenek moyang mereka.  Walaupun adat alat modern itu hanya digunakan oleh pengusaha pertanian.
Dalam penggarapan dan pengelolaan sawah, mereka bekerja bersama-sama. Ini yang menjadi keistimewaan karena masih memegang teguh tradisi nenek moyang. Mereka yang di bantu hanya menyediakan makanan, yang akan di santap bersamakama. Di rumah atau di antar ke sawah.
5.perkebunanan
Hasil perkebunan suku mandar berupa kelapa , coklat, kopi, kemiri, lada, dan cengkeh.
6.perternakan
Kerbau, sapi, kuda, kambing, ayam dan itik merupakan jenis binatang ternak atau di sebut juga denga binatang piaraan bagi suku mandar. Berbeda dengan pemeliharaan sapi dan kerbau pada umumnya. Pemeliharn kuda oleh parapetai lebih banyak menggunan waktu. Kuda betina dilepas beitu saja. Sedangkan kuda jantan di kandangkan.
7. Kerajinan
Bentuk dan jenis kerajinan yang terdat diah manar antara lain : anyaman, pemintala tali, sapu, tenunan, kerajinan logam, keramik lokal. Hasil kerjainan tangan ini bisa di jadikan alat-alat rumah tangg, pakaian, perhiasan, alat- alat upacara dan senjata serta bisa juga di jadikan souvenir.

Hastuty, Sry, 2005. Manusia Mandar. Pustaka Refleksi

0 Responses