BAB 9 Penutup

 KESIMPULAN
 Kebudayaan Mandar Dalam Menghadapi Masa Depan
 Dalam pandangan menuju masa depan suku Mandar bisa dikatakan dapat menjaga kestabilan budaya yang mereka miliki hingga saat ini, karena unsur kekuatan dari masyarakatnya sendiri sangat kuat mereka sangat menghargai satu sama lain dan menghargai budaya leluhur yang ada. Di era kemajuan zaman yang semakin cepat dan terus berkembang ini, mengalami kemunduran pada kebudayaan atau terkikisnya adat istiadat asli yang sudah semakin memprihatinkan. Suku Mandar yang merupakan sebagian besar penduduknya beragama islam ini masih dipengaruhi oleh tradisi-tradisi dinamisme atau penyembahan terhadap roh nenek moyang, sehingga mereka masih mengadakan upacara sesajen. Meskipun zaman sudah semakin modern, namun mereka tetap melakukan dan menjalankan adat dan istiadat nenek moyang mereka. Seharusnya adanya arus globalisasi seperti zaman sekarang tidak harus selalu melupakan atau merusak adat kebudayaan yang ada saat ini, seperti suku Mandar yang masih tetap melakukan kegiatan sehari-harinya yang masih tradisional seperti mencari ikan dengan cara yang tradisi yang unik, menenun yang masih menggunakan adat leluhur seperti seorang gadis jika gadis tersebut bisa menenun dengan baik dapat disimbolkan juga sebagai kesetiaan, lalu ada pula anyaman kombu yaitu sebuah anyaman yang dibuat untuk buah-buahan yang unik secara pembuatannya, ada juga para pemecah kemiri yang dilakukan oleh kaum perempuan dari suku Mandar, dan beberapa adat lain yang unik. Ada suatu kebiasaan yang disebut siwalippary’, yaitu ada sebuah kebersamaan dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, maksudnya disini adalah suatu pemahaman yang dimiliki masyarakat Mandar dalam menafkahi keluarga, jadi seorang perempuan Mandar juga ikut membantu perekonomian keluarganya tidak hanya mengandalkan dari seorang laki-laki atau suami yang mencari nafkah sebagai kepala keluarga.

Kebudayaan Suku Mandar Sebagai Aset Pariwisata

Suku Mandar yang terletak di Sulawesi Selatan yang berkaawasan pesisir ini bermata pencarian melaut atau menjadi nelayan, suku Mandar sangat terkenal akan kehebatan mereka melaut dan menaklukan ombak yang deras. Mungkin sampai saat ini Mandar belum terlalu dilirik atau dikenal sebagai destinasi atau sebagai aset wisata Indonesia sendiri, namun kawasan dan suku Mandar memiliki potensi yang baik untuk dijadikan aset pariwisata. Banyak juga kebudayaan yang dimiliki oleh suku Mandar, dari upacara adat, kegiatan keseharian mereka sebagai nelayan, pembuatan beberapa kesenian yang masih tradisional dan masyarakat yang ramah antara satu dengan yang lain. Sudah cukup lengkap yang dimiliki suku Mandar sebagai destinasi wisata, disamping mengenalkan budaya bangsa pengembangan ini juga untuk memajukan perekonomian daerah tersebut karena jika wisatawan datang ke daerah Mandar secara tidak langsung wisatawan membantu memberikan devisa atau minimal melancarkan perekonomian Suku Mandar yang penghasilannya masih tidak pasti, setidaknya masyarakat Mandar bisa menjual dan membuka lapangan pekerjaan seperti menjual cinderamata atau souvenir yang bertemakan khas masyarakat Mandar atau beberapa hasil tenun dan lainnya sebagai buah tangan untuk wisatawan.

Potensial Suku Mandar sebagai Aset Pariwisata

Dalam tatanan dan pandangan suku Mandar bisa dikatakan dapat menjaga kestabilan budaya yang mereka miliki hingga saat ini, karena beberapa unsur yanga menguatkan dan dari masyarakatnya sendiri sangat kuat mereka sangat menghargai satu sama lain dan menghargai budaya leluhur yang ada. Tidak hanya budaya dan adat yang sangat masih kental namun alam Mandar juga sangat menawan, bentangan pantai dan laut yang indah sangat menggambarkan bahwa Mandar sangat memiliki pesona alam yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Suku Mandar sendiri dikenal sebagai manusia laut yang hebat dalam menaklukan ombak tidak hanya hebat di laut saja, mereka juga memiliki beberapa kebudayaan yang hebat dan masih bertahan yang bisa dijadikan sebagai destinasi tujuan wisata budaya. Suku Mandar dapat dikatakan potensial karena memang mempunyai beberapa unsure kebudayaan yang unik, sudah seharusnya daerah yang disebut To-Mandar ini meramaikan pariwisata di Indonesia. Tidak hanya alam yang indah Mandar juga memiliki kebudayaan yang banyak, seperti kesenian yang paling di tunggu oleh masyarakat Mandar adalah saeyang pattuqduq. Upacara ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan khataman Al-Qur’an, khitanan, perkawinan, atau memeriahkan acara syukuran lain. Upacara ini juga bisa dibilang sebagai identitas dari suku Mandar sendiri, tidak hanya upacara itu saja ada juga beberapa upacara atau kegiatan adat istiadat yang tidak kalah unik, selain itu juga ada Pappatadayang artinya pelantikan contohnya pelantikan seorang Raja yang mengambil sempel di Kerajaan Pamboang, yang pasti caranya sama dengan seluruh kerajaan di Pitu “Ba’ba Binanga Mandar. Upacara-upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Mandar contohnya seperti Niuri dalam masyarakat Mandar adalah upaya penyelamatan lahirnya seorang bayi. Banyak kegiatan atau potensi budaya Mandar yang belum diketahui banyak orang, selain itu juga alam To-Mandar yang masih alami menjadi daya tarik tersendiri sebagai tujuan dan aset wisata, namun akses kesana yang masih kurang menjadikan hambatan. Tetapi ini juga bisa menjadi peluang untuk memajukan daerah Mandar dan mempertahankan budaya yang ada.
0 Responses