KESIMPULAN
Kebudayaan Mandar
Dalam Menghadapi Masa Depan
Dalam
pandangan menuju masa depan suku Mandar bisa dikatakan dapat menjaga kestabilan
budaya yang mereka miliki hingga saat ini, karena unsur kekuatan dari
masyarakatnya sendiri sangat kuat mereka sangat menghargai satu sama lain dan
menghargai budaya leluhur yang ada. Di era kemajuan zaman yang semakin cepat
dan terus berkembang ini, mengalami kemunduran pada kebudayaan atau terkikisnya
adat istiadat asli yang sudah semakin memprihatinkan. Suku Mandar yang
merupakan sebagian besar penduduknya beragama islam ini masih dipengaruhi oleh
tradisi-tradisi dinamisme atau penyembahan terhadap roh nenek moyang, sehingga
mereka masih mengadakan upacara sesajen. Meskipun zaman sudah semakin modern,
namun mereka tetap melakukan dan menjalankan adat dan istiadat nenek moyang
mereka. Seharusnya adanya arus globalisasi seperti zaman sekarang tidak harus
selalu melupakan atau merusak adat kebudayaan yang ada saat ini, seperti suku
Mandar yang masih tetap melakukan kegiatan sehari-harinya yang masih
tradisional seperti mencari ikan dengan cara yang tradisi yang unik, menenun
yang masih menggunakan adat leluhur seperti seorang gadis jika gadis tersebut
bisa menenun dengan baik dapat disimbolkan juga sebagai kesetiaan, lalu ada
pula anyaman kombu yaitu sebuah anyaman yang dibuat untuk buah-buahan yang unik
secara pembuatannya, ada juga para pemecah kemiri yang dilakukan oleh kaum
perempuan dari suku Mandar, dan beberapa adat lain yang unik. Ada suatu kebiasaan
yang disebut siwalippary’, yaitu ada sebuah kebersamaan dan kesetaraan antara
laki-laki dan perempuan, maksudnya disini adalah suatu pemahaman yang dimiliki
masyarakat Mandar dalam menafkahi keluarga, jadi seorang perempuan Mandar juga
ikut membantu perekonomian keluarganya tidak hanya mengandalkan dari seorang
laki-laki atau suami yang mencari nafkah sebagai kepala keluarga.
Kebudayaan Suku Mandar Sebagai
Aset Pariwisata
Suku
Mandar yang terletak di Sulawesi Selatan yang berkaawasan pesisir ini bermata
pencarian melaut atau menjadi nelayan, suku Mandar sangat terkenal akan
kehebatan mereka melaut dan menaklukan ombak yang deras. Mungkin sampai saat
ini Mandar belum terlalu dilirik atau dikenal sebagai destinasi atau sebagai
aset wisata Indonesia sendiri, namun kawasan dan suku Mandar memiliki potensi
yang baik untuk dijadikan aset pariwisata. Banyak juga kebudayaan yang dimiliki
oleh suku Mandar, dari upacara adat, kegiatan keseharian mereka sebagai
nelayan, pembuatan beberapa kesenian yang masih tradisional dan masyarakat yang
ramah antara satu dengan yang lain. Sudah cukup lengkap yang dimiliki suku
Mandar sebagai destinasi wisata, disamping mengenalkan budaya bangsa
pengembangan ini juga untuk memajukan perekonomian daerah tersebut karena jika
wisatawan datang ke daerah Mandar secara tidak langsung wisatawan membantu
memberikan devisa atau minimal melancarkan perekonomian Suku Mandar yang
penghasilannya masih tidak pasti, setidaknya masyarakat Mandar bisa menjual dan
membuka lapangan pekerjaan seperti menjual cinderamata atau souvenir yang
bertemakan khas masyarakat Mandar atau beberapa hasil tenun dan lainnya sebagai
buah tangan untuk wisatawan.
Potensial Suku Mandar sebagai
Aset Pariwisata
Dalam
tatanan dan pandangan suku Mandar bisa dikatakan dapat menjaga kestabilan
budaya yang mereka miliki hingga saat ini, karena beberapa unsur yanga
menguatkan dan dari masyarakatnya sendiri sangat kuat mereka sangat menghargai
satu sama lain dan menghargai budaya leluhur yang ada. Tidak hanya budaya dan
adat yang sangat masih kental namun alam Mandar juga sangat menawan, bentangan
pantai dan laut yang indah sangat menggambarkan bahwa Mandar sangat memiliki
pesona alam yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Suku
Mandar sendiri dikenal sebagai manusia laut yang hebat dalam menaklukan ombak
tidak hanya hebat di laut saja, mereka juga memiliki beberapa kebudayaan yang
hebat dan masih bertahan yang bisa dijadikan sebagai destinasi tujuan wisata
budaya. Suku Mandar dapat dikatakan potensial karena memang mempunyai beberapa
unsure kebudayaan yang unik, sudah seharusnya daerah yang disebut To-Mandar ini
meramaikan pariwisata di Indonesia. Tidak hanya alam yang indah Mandar juga
memiliki kebudayaan yang banyak, seperti kesenian
yang paling di tunggu oleh masyarakat Mandar adalah saeyang pattuqduq. Upacara
ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan khataman Al-Qur’an, khitanan,
perkawinan, atau memeriahkan acara syukuran lain. Upacara ini juga bisa
dibilang sebagai identitas dari suku Mandar sendiri, tidak hanya upacara itu
saja ada juga beberapa upacara atau kegiatan adat istiadat yang tidak kalah
unik, selain itu juga ada Pappatadayang artinya pelantikan contohnya pelantikan
seorang Raja yang mengambil sempel di Kerajaan Pamboang, yang pasti caranya sama
dengan seluruh kerajaan di Pitu “Ba’ba Binanga Mandar. Upacara-upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Mandar
contohnya seperti Niuri dalam masyarakat Mandar adalah upaya penyelamatan
lahirnya seorang bayi. Banyak kegiatan atau potensi budaya Mandar yang belum
diketahui banyak orang, selain itu juga alam To-Mandar yang masih alami menjadi
daya tarik tersendiri sebagai tujuan dan aset wisata, namun akses kesana yang
masih kurang menjadikan hambatan. Tetapi ini juga bisa menjadi peluang untuk
memajukan daerah Mandar dan mempertahankan budaya yang ada.