BAHASA
Menurut asal usul terbenntuknya Suku Anak Dalam yang mengatakan bahwa, Suku Anak Dalam ini lebih banyak dikuatkan dari segi bahasa, karena terdapat sejumlah kesamaan antara bahasa rimba dan Minang. Suku Anak Dalam juga menganut sistem matrilineal, sama dengan budaya Minang. Dan yang lebih mengejutkan, Suku Anak Dalam mengenal Pucuk Undang Nang Delapan, terdiri atas hukum empat ke atas dan empat ke bawah, yang juga dikenal di ranah Minang.
Selain itu ada yang mengatakan bahwa sisa-sisa pengaruh agama Budha pada masyarakat keturunan Melayu di Provinsi Jambi masih dapat dilihat pada warga Suku Anak Dalam yang mendiami sebagian pedalaman hutan di daerah tersebut. Menurut peneliti sejarah dan budaya Melayu Jambi Fachruddin Saudagar sisa-sia pengaruh Budha itu berupa simbol gerak, bentuk maupun bahasa yang melambangkan 33 dewa dalam agama Budha yang digunakan oleh masyarakat terasing itu saat melakukan upacara “Besale” atau “Besalih”.“Ada 33 lambang dewa yang mencirikan agama Budha pada upacara Besalih yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam (SAD) atau Suku Kubu,” katanya di Jambi, Rabu 29 Juni 2011. Ia menjelaskan, ke-33 lambang itu tidak dapat dilihat dan diketahui oleh mereka yang tidak memahami agama Budha atas setiap makna gerak, bentuk dan bahasa yang digunakan SAD atau Orang Rimba pada ritual itu.
“Jadi harus faham makna simbol dan bahasa agama Budha. Yang paling mudah diketahui pengaruh itu terdapat dalam mantra yang dibacakan oleh dukun dalam upacara gaib Besalih itu,” ujarnya. Dengan 33 lambang dewa pemeluk Budha yang terdapat pada upacara itu sekaligus mematahkan anggapan umum yang menyatakan bahwa warga SAD itu tidak memilki agama atau animisme.