Kepercayaan
Orang Betawi sebagian besar menganut agama
Islam.
Tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Diantara suku
Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena
pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan
Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa
sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa.
Di Jakarta,
orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi
menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung
Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang
(anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru,
pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang,
pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum
dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan
Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana
tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai
disana semisal Ji’ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung
Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak jaman Belanda dulu,
meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar,
ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang
Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga
Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk “terpaksa” memuluskan pembuatan
kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena
asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara,
Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing
kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar
masing-masing.
Perilaku dan sifat
Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat
Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan dan
teknologi. padahal tidak sedikit orang betawi yang berhasil. sebut saja
Muhammad Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur Jakarta saat ini,
Fauzi Bowo.
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi
antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa
hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga
nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama
islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme.
hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan
pendatang dari luar Jakarta.
Orang betawi sangat menghormati budaya
yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih
memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti
lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa
keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh
modernisasi di lahan lahirnya sendiri. namun tetap ada
optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justru akan menopang
modernisasi tersebut.
Sistem
Kekerabatan Masyarakat Betawi
Dalam kaitannya dengan sistem kekerabatan,
misalnya dalam penarikan garisketurunan, mereka mengikuti prinsip bilineal,
artinya menarik garis keturunan kepada pihak ayah dan pihak ibu. Adat menetap nikah
sangat tergantung kepada perjanjian kedua pihak
sebelum perpisahan berlangsung. Ada pengantin baru yang sesudah menikahmenetap di sekitar kediaman kerabat suami
(patrilokal) dan ada pula yang menetap disekitar lingkungan kerabat isteri
(matrilokal). Pada masa lalu, setiap orang tua selalu bercita-cita membuat rumah (ngerumahin)
bagi anaknya yang telah menikah. Yangmembuat
rumah itu mungkin orang tua pihak laki-laki atau orang tua pihak perempuan.Pada saat sudah dibuatkan rumah itulah, perempuan sendiri akan lebih telaten mengurus orang
tua daripada menantu perempuan,meskipun mereka tidak membedakan anak
laki-laki dan anak perempuan.