Bahasa
Di dalam bahasa Karo dijumpai tiga
dialek (Tarigan 1979:3). Pertama Dialek Gunung – gunung, disebut cakap Karo
Gunung – gunung, dialek Gunung – gunung ini biasanya digunakan di kecamatan
Munte, Juhar, Tiga Binaga, Kuta Buluh dan Mardinding. Kedua dialek Kabanjahe,
yang sering juga disebut dengan cakap Karo orang Julu, dan dialek ini dipakai
di daerah kecamatan
Kabanjahe, Tiga Panah, Barus Jahe, Simpang Empat dan Payung. Dan yang Ketiga
adalah dialek Jahe –Jahe, dialek ini dipakai di kecamatan Sibolangit,
Panjurbatu, Biru – Biru, dan daerah Namo Rambe.
Tata cara penggunaan bahasa
- “Tabas ” atau matra adalah untuk para “guru si baso” (dukun)dan masyarakat awa, jarang mengetahuinya. Umumnya tabas inidigunakan untuk mengobati orang sakit, upacara pemanggilanroh dan sebagainya
- Pantun dikenal dengan 2 jenis berupa pantun biasa dan pantunberkias. Biasanya digunakan untuk golongan muda-mudi yangsedang pacaran, orang tua yang ingin menyampaikan petuahdan nasehat atau bisa juga dinyanyikan oleh para biduan didalam acara pertunjukan kesenian tradisional.
- Perumpamaan atau tamsil , menurut Singarimbun, perumpamaanKaro ada yang memakai keterangan dan ada pula yang tidak;keterangan itu dapat disebut lebih dahulu dan di belakang.Seperti juga halnya perumpamaan Melayu yang di dalamnyaterdapat kata-kata :seperti, sebagai, ibarat, bak.
- Turi-turin atau cerita adalah berbentuk prosa mengenai berbagaihal seperti kesedihan, kesaktian, asal usul kampung, hewan,legenda, dll.
- Cakep lumat merupakan dialog diselang-selingi dengan pepatah,perumpamaan, pantun dan gurindam yang digunakan untuksepasang kekasih untuk saling menggoda. Misalnya dahuluseorang pemuda bercintaan dengan seorang gadis di ture (terasrumah adat) maka untuk menarik perhatian gadis tersebut diamenggunakan cakep lumat.
- Bilang – bilang adalah kata-kata yang dilagukan atau didendangkan berupa ratapan sedih orang.(Biasanya kaum wanita) yang sedang mengalami kemalangan.
- Ndung-ndugen adalah sejenis puisi tradisional yang hampir samadengan pantun dalam sastra Melayu, terdiri dari empat baris, dimana dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris terakhirmerupakan isi.
- Ermangmang adalah bila seorang “guru si baso “ atau orang lainmengucapkan pidato tanpa teks di hadapan kaum kerabat yangmenghadiri suatu upacara misalnya memanggil arwah leluhur, dll.