Candi cangkuang dan kp.pulo
Candi cangkuang terletak di daerah desa cangkuang,kecamatan leles,Garut jawa
barat.Nama Cangkuang sendiri diambil dari nama tanman
sejenis pandan yang di sebut cangkuang yang banyak terdapat di daerah tersebut.Untuk menuju kesana wisatawan terlebih dahulu memarkir kendaraan,lalu selanjutnya menggunakan
andong/delman.Sesampainya disana,wisatwan melewati danau hijau yang indah dengan menggunakan getek(rakit kayu)yang dapat menampung wisatawan maksimal
15 orang.Pemandangan alam yang sejuk,asri,dan bersih dapat memanjakan wisatwan.
Candi cangkuang terdiri dari
sebuah candi yang di perkirakan telah ada sejak abad ke-8.Di sebelahnya terdapat makam Mbah Arif Muhammad (leluhur
setempat).Sekitar 200 meter dari candi terdapat sebuah
museum kecil yang didalamnya terdapat lukisan ilustrasi Mbah
Arif,lembaran lembaran Al-Quran dengan tulisan tangan asli,denah lokasi situs
candi.
Candi cangkuang berdekatan
dengan kp.pulo.
Kp.pulo yang masih
satu kawasan dengan candi cangkuang,memiliki keunikan tersendiri
yaitu perkampungan yang hanya terdiri dari 6 rumah dan 1musola.Dimana
letak musola berada paling depan sedangkan
6 rumah lainnya berjejer di belakangnya. Hal ini memiliki simbol bahwa pendiri
kp.pulo Mbah Arif Muhammad, beliau mempunyai 6 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki.Masjid bersimbol
sebagai anak laki-laki,yang menjadi imam sedangkan 6 rumah di simbolkan sebagai anak perempuan yang menjadi makmum.
.Keunikan juga dapat
dilihat dari tradisi yang masih tetap menghormati arwah leluhur (kepercayaan
hindu)walupun mereka saat ini beragama muslim.Keadaan tersebut hingga saat ini
belum berubah dan masih tetap dipertahankan.Salah satu diantranya yaitu Penghuni
rumah tersebut haruslah keturunan dari Mbah Arif Muhammad
(leluhur kp.pulo).Hal ini tidaklah boleh di langgar,karena menurut tradisi yang
mereka anut apabila di langgar akan terjadi malapetaka(bahaya) yang akn
terjadi.Bentuk rumah kp.pulo seperti rumah panggung.Penghuni disetiap rumah
tidak boleh ada lebih dari satu kepala keluarga yang tinggal disana(jadi 6
rumah harus 6 kepala keluarga,tidak boleh lebih).Jika seorang ank yang sudah
menikah, 2 mnggu setelah nikah harus keluar dari lingkungan tersebut,dan dapat
kembali jika ada anak perempuan yang meninggal dan atas persetujuan seluruh
penghuni kp.pulo.Begitu juga dengan tradisi “cuci keris” yang rutin dilakukan
setiap bulan 12 rabiul awal(mereka menyebutnya bulan mulud).Dimana warga
sekitar kp.pulo beserta “kuncen”(juru kunci) bersama – sama membersihkan benda
– benda pusaka dan keris pada malam hari dengan sesajen dan bunga – bunga
bertempat di pelataran candi cangkuang.Sebagai bentuk penghormatan terhadap
arwah leluhur(yang mereka percaya arwah tersebut tedapat pada benda – benda
pusaka).Mereka juga memiliki “hari besar” yaitu hari rabu,layaknya umat muslim hari
besarnya yaitu hari jum`at.
keunikan lainnya dari daerah candi cangkuang
dank kp.pulo.Cangkuang terletak di daerah garut,merupakan candi hindu yang diperkirakan
telah ada sejak abad ke-8.Waktu itu warga desa kp.pulo sudah dihuni oleh oarng
hindu.Hingga pada akhirnya,datanglah seseorang dan pasukannya berasala dari
kerajaan mataram dengan tujuan menyerang VOC dan menyebarkan islam di daerah
tersebut.Dengan ketulusan,keikhlasan,dan rasa saling menghargai sesama umat
beragama,pada akhirnya berangsur angsur penghuni dari kp.pulo memeluk islam
sebagai agama dan tetap menghormati tradisi leluhur mereka(sebelum islam yaitu
hindu)dengan tetap melakukan ritual – rutual arwah nenek moyang. Ini merupakan pemaknaan budaya
paling manusiawi. Tradisi adat dilahirkan bukan atas dasar ego manusia,
melainkan melalui peleburan makna roh-leluhur, alam, dan norma manusia. Dengan
begitu Juga, perlu menghadirkan makna dari setiap simbol budaya, mitos dan
peninggalan leluhur untuk menciptakan hidup tanpa konflik.