Sistem
Ekonomi masyarakat Baduy
Masyarakat Baduy memilih menjadi
masyarakat Tradisional yang anti modernisasi. Pilihan kehidupan tersebut sesuai
dengan keyakinan yang mereka anut yaitu Sunda Wiwiwtan yang lebih dekat dengan
ajaran Agama Hindu. Meskipun memilih menjadi masyarakat tradisional mereka
tetap menghormati dan berhubungan dengan masyarakat Tradisional mereka tetap
menghormati dan berhubungan dengan masyarakat modern yang ada disekitar mereka.
Untuk menjembatani antara kehidupan antara tradisional dan lingkungan sekitar
mereka yang modern. Menurut salah satu ketua mereka mengatakan “Modernisasi
yang salah kaprah, hanaya akan membuat kita menjadi pemalas dan tidak
mensyukuri pemberian Tuhan. Kita bisa
lupa pada bumi dan isinya, ketika kita sudah mearasa diri modern dan hebat.
Ditengah kehidupan modern yang serba
nyaman dengan listrik,transportasi, hiburan televise, serta tempat-tempat
hiburan lainnya yang mewah, tetapi masyarakat Baduy masih setia dengan kesederhanaan dan hidup menggunakan lampu lilin atau lampu
teplok. Kemana-mana mereka slalu berjalan kaki dan tidak ada elpon. Segala
sesuatu dipenuhi dengan sendiri dari sumber daya alam yang mereka miliki,
seperti kebutuhan makan,pakaian dan rumah.
Sistem perekonomian masyarakat Baduy
sistem tertutup, artinya aktifitas ekonomi hanya dilakukan untuk kehidupan
sehari-hari, diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat Baduy itu sendiri. Begitu
juga pakaian, dan peralatan pertanian mereka membuat sendiri dengan menggunakan
bahan-bahan yang ada dilingkungan mereka. Hanya sedikit kebutuhan didapat dari
wilayah sekitar Baduy dengan melakukan Barter dari hasil pertanian yang mereka
miliki atau uang hasil penjualan dipasar. Pertanian diladang merupakan
aktivitas ekonomi utama, sedangkan aktivitas tambahan berupa kerajinan sarung,
baju dan membuat gula.
Kehidupan masyarakat Baduy
berpenghasilan dari pertanian, dimulai dari bulan kaampat (keempat) kalender
baduy yang dimulai dengan kegiatan nyacar yaitu membersihkan semua belukar
untuk menyiapkan ladang. Terdapat empat jenis ladang untuk padi gogo yaitu
- huma serang, yaitu suatu ladang suci bagi mereka yang berpemukiman dalam.
- Huma tangtu,yaitu ladang yang dikerjakan oleh masyrakat Baaduy Dalam yang meliputi Huma tuladam,
- Huma penamping, yaitu merupakan ladang yang dikerjakan oleh masyarakat Baduy diluar kawasan Tradisonal.
Seharusnya pemerintah lebih gencar dalam melakukan pelestarian budaya n pembangunan perekpnomian d suku baduy karena suku baduy sangat masih tertinggal baik dalam segala hal terutama perekonomian,masyarakat,pendidikan
suku baduy jg suku paling tua d indonesia n d suku baduy ini banyak terdapat sumber2 sejarah pd jaman dulu
saudara/i Jesse Alexander, menurut saya bukannya pemerintah tidak mau, tetapi Anda baca sendiri bahwa mereka tidak mau. titik. satu-satunya cara pelestarian (seperti yang Anda tulis), adalah dengan menghormati pilihan mereka.
Betul sekli
lalu bagaimana strategi meningkatkan perekonomian masyarakat baduy ?