Bab III Sistem pengetahuan
Pengobatan tradisional
Tionghoa Hanzi adalah praktik pengobatan tradisional yang dilakukan di Cina dan
telah berkembang selama beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk
pengobatan herbal, akupunktur, dan pijat Tui Na. Pengobatan ini digolongkan
dalam kedokteran Timur, yang mana termasuk pengobatan tradisional Asia Timur
lainnya seperti Kampo (Jepang) dan Korea. Pengobatan Tradisional Tionghoa
percaya bahwa segala proses dalam tubuh manusia berhubungan dan berinteraksi
dengan lingkungan. Oleh karena itu, penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan
antara lingkungan di dalam dan di luar tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan
ini digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Teori yang
digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa acuan filsafat termasuk
teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia (Jing-luo),
teori organ Zang Fu, dan lainnya. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada konsep
tersebut. Pengobatan tradisional Cina tidak jarang berselisih dengan kedokteran
Barat, namun beberapa praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran
berdasarkan pembuktian. Sejarah SEPANJANG sejarah , Bangsa Tionghoa mengadakan
uji coba obat herbal pada diri mereka dan tidak menggunakan hewan sebagai
sarana percobaan. Praktisi pengobatan herbal pertama yang dikenal sejarah
Tiongkok adalah Kaisar Shen Nung yang hidup sekitar tahun 2.800 Sebelum Masehi.
Kaisar Shen Nung melakukan ratusan percobaan dengan obat-obatan herbal untuk
pelbagai jenis penyakit. Shen Nung dihormati sebagai Bapak Pengobatan
Tradisional Tionghoa. Sejumlah pakar menduga Kaisar Shen Nung juga menjadi
penemu pengobatan akupuntur. Kepercayaan adanya system Yin dan Yang berupa
keseimbangan antara elemen Yin atau Perempuan dan Yang atau Lelaki turut
ditemukan oleh Kaisar Shen Nung. Legenda Tionghoa mencatat, Kaisar Shen Nung
menemukan mata bajak dan menjadi orang pertama yang memulai tradisi minum teh
setelah pada suatu hari daun teh kering jatuh ke dalam cawan minumnya yang
berisi air panas Sebagian besar filosofi pengobatan tradisional Cina berasal
dari filsafat Taois dan mencerminkan kepercayaan purba Cina yang menyatakan pengalaman
pribadi seseorang memperlihatkan prinsip kausatif di lingkungan. Prinsip
kausatif ini berhubungan dengan takdir dari surga. Selama masa kejayaan
Kekaisaran Kuning pada 2696 sampai 2598 SM, dihasilkan karya yang terkenal
yakni Neijing Suwen atau Pertanyaan Dasar mengenai Pengobatan Penyakit Dalam,
yang dikenal juga sebagai Huangdi Neijing. Ketika masa dinasti Han, Chang
Chung-Ching, seorang walikota Chang-sa, pada akhir abad ke-2 Masehi, menulis
sebuah karya Risalat Demam Tifoid, yang mengandung referensi pada Neijing
Suwen. Ini adalah referensi ke Neijing Suwen terlama yang pernah diketahui.
Pada masa dinasti Chin, seorang tabib akupunktur, Huang-fu Mi (215-282 Masehi),
juga mengutip karya Kaisar Kuning itu pada karyanya Chia I Ching. Wang Ping,
pada masa dinasti Tang, mengatakan bahwaia memiliki kopi asli Neijing Suwen
yang telah ia sunting. Bagaimanapun, pengobatan klasik Tionghoa berbeda dengan
pengobatan tradisional Tionghoa. Pemerintah nasionalis, pada masanya, menolak
dan mencabut perlindungan hukum pada pengobatan klasiknya karena mereka tidak
menginginkan Cina tertinggal dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan yang
ilmiah. Selama 30 tahun, pengobatan klasik dilarang di Cina dan beberapa orang
dituntut oleh pemerintah karena melakukan pengobatan klasik. Pada tahun
1960-an, Mao Zedong pada akhirnya memutuskan bahwa pemerintah tidak dapat
melarang pengobatan klasik. Ia memerintahkan 10 dokter terbaik untuk
menyelidiki pengobatan klasik serta membuat sebuah bentuk standar aplikasi dari
pengibatan klasik tersebut. Standarisasi itu menghasilkan pengibatan
tradisional Tionghoa. Kini, pengobatan tradisional Tionghoa diajarkan hampir di
semua sekolah kedokteran di Cina, sebagian besar Asia, dan Amerika Utara.
Walauapun kedokteran dan kebudayaan Barat telah menyentuh Cina, pengobatan
tradisional belum dpata tergantikan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor
sosiologis dan antropologis. Pengobatan tradisional dipercaya sangat efektif,
dan kadang-kadang dapat berfungsi sebagai obat paliatif ketik kedokteran Barat
tidak mampu menangani lagi, seperti pengobatan rutin pada kasus flu dan alergi,
serta menangani pencegahan keracunan. Cina sangat dipengaruhi oleh marxisme.
Pada sisi lain, dugaan supranatural bertentantangan pada kepercayaan Marxis,
materialisme dialektikal. Cina modern membawa pengobatan tradisional Cina ke
sisi ilmiah dan teknologi serta meninggalkan sisi kosmologisnya. Teknik
perawatan Dalam sejarahnya, terdapat delapan cara pengobatan: 1. Tui na -
terapi pijat 2. Akupunktur 3. Obat herbal Tionghoa 4. Terapi makanan Tionghoa
5. Qigong dan latihan meditas - pernapasan lainnya 6. T'ai Chi Ch'uan dan seni
bela diri Tionghoa lainnya 7. Feng shui 8. Astrologi Tionghoa