SISTEM TEKNOLOGI


SISTEM TEKNOLOGI


Pada masyarakat Toraja terdapat bermacam-macam teknologi yang mulai berkembang dengan sejalannya dengan Zaman yang terus maju pesat dan sepeti berkembangnya sebuah pemikiran untuk kemajuan bersama digunakan seperti :
Alat Dapur
v  La’ka sebagai alat belanga
v  Pesangle yaitu sendok nasi dari kayu
v  Karakayu yaitu alat pembagi nasi
v  Dulang yaitu cangkir dari tempurung
v  Sona yaitu piring anyaman
Alat Perang / Senjata Kuno
v  Doke atau tombak untuk alat perang dan berburu
v  Penai yaitu parang
v  Bolulong yaitu perisai
v  Sumpi atau sumpit
Alat Perhiasan                
v  Beke – ikat kepala
v  Manikkota – kalung
v  Komba – gelang tangan
v  Sissin Lebu – cincin besar
Alat Upacara Keagamaan
v  Pote – tanda berkabung untuk pria dan wanita
v  Tanduk Rongga – Perhiasan dikepala
v  Pokti – tempat sesajen
v  Sepui – tempat sirih
Alat Musik Tradisional
v  Geso – biola
v  Tomoron – terompet
v  Suling Toraja
Ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar terhadap proses transformasi kebudayaan. Namun ilmu pengetahuan dan teknologi yang universal sifatnya harus secara selektif mungkin diperkenalkan ke dalam masyarakat yang masih bersifat tradisional tetapi dengan kemajuan teknologi, melalui sisitem pendidikan memang akan meresap ke mana-mana, sehingga kebudayaan yang lemah akan lebih terkikis, bila tidak berhasil atau menemukan penyesuaian secara selektif. Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai hal dalam tradisi budaya mengalami banyak perubahan dan perubahan tersebut seperti, pendidikan, sarana dan prasarana, sehingga hampir seluruh bidang kehidupan, turut mengalami perubahan dan pergeseran. Akibatnya persentuhan dengan dunia luar dalam kaitannya dengan keberadaan unsur-unsur tradisional Toraja, banyak berpengaruh pada pandangan para pembuat daerah, terutama bagi mereka yag mengecap pendidikan dan mendapat pengalaman-pengalaman di luar Toraja, khususnya pengetahuan konsep deain modern, ilmu bahan dan teknik bangunan. Hal itu mempengaruhi pandangan mereka dalam merencanakan suatu bangunan modern saat ini, terutama bangunan hotel, dirancang dengan lebih mengutamakan aspek fungsionalnya dan mengadopsi unsur-unsur visual daerah yang hanya dijadikan sebagai ‘pelengkap’ untuk memenuhi tuntutan pencerminan ciri-khas lokal, membawa suatu implikasi tersendiri terhadap keberadaan unsur-unsur visual tersebut yang pada awalnya merupakan simbol keberadaan budaya Aluk Todolo, namun kemudian dimanfaatkan dengan tujuan yang lebih bersifat praktis yaitu sebagai ‘tanda’ keberadaan bangunan tersebut.
Demikian halnya dengan ragam hias Toraja yang diterapkan di dalam perancangan interior hotel yang bertujuan untuk membei kesan tradisional pada interior ruang menyebabkan ragam hias tersebut hanya berfungsi sebagai ‘hiasan’ dan tidak dapat dikenali makna simbolik yang dikandungnya.
0 Responses