TEKNOLOGI


TEKNOLOGI
ORANG DAYAK BAHAU JUGA SUDAH DI PERKENALKAN YANG NAMANYA DUNIA TEKNOLOGI
MASYARAKAT DAYAK BAHAU SUDAH MENGENAL YANG NAMANYA DENGAN LISTRIK , KIPAS
ANGIN , TELEVISI , RADIO , KOMPUTER , TELEPHON, TELEPHON GENGGAM ,DAN INTERNET ,
BANYAK MASYARAKAT DAYAK BAHAU YANG SUDAH MENGENAL ITU DI KARENAKAN 
BAHAU LETAK  NYA DEKAT DENGAN NEGARA TETANGGA KITA , JADI DARI SEGI SISTEM
TEKNOLOGI LEBIH MAJU KETIMBANG DAERAH LAENNYA .MASYARAKAT DAYAK BAHAU SUDAH BISA MENERIMA SISTEM ELEKTRONIK ITU, PARAA MASYARAKAT DAYAK BAHAU TIDAK MELARANG DENGAN ADANYA BARANG ELEKTRONIK TERSEBUT , MESKIPUN MEREKA TAHU BAHWA DENGAN ADANYA BARANG ELEKTRONIK YANG MASUK KE DALAM KEHIDUPAN PARA WARGA TERSEBUT TETAPI MEREKA TETAP MEMBERI IZIN BARANG ELEKTRONIK MASUK KE DALAM KEHIDUPAN MEREKA , KARENA MEREKA BERFIKIR MEREKA TIDAK INGI KETINGGALAN ZAMAN ATAU KETINGGALAN BERITA YANG ADA PADA ZAMANA MODEREN INI

Bahasa
Orang Bahau memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Bahau. Bahasa Bahau sendiri memiliki dua dialek, yaitu Bahau Sa’ dan Bahau Busang. Masyarakat pemakai dialek yang satu masih bisa memahami dialek yang lainnya dan sebaliknya. Orang Bahau menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan anggota suku bangsa lain dan dalam kesempatan resmi, misalnya di sekolah. Orang Bahau masih mempunyai kaitan keturunan dengan masyarakat tetangganya, seperti orang Kutai, Siang, Tanjung, dan Benuaq. Hal ini dapat diketahui dari mitos yang berkembang di kalangan masyarakat sekitar.

Agama dan Sistem Kepercayaan Asli
Orang Bahau sekarang sudah cukup maju. Bagian terbesar (90%) orang Bahau adalah pemeluk agama Katolik. Peranan misi Katolik dalam mendorong kemajuan orang Bahau dalam bidang pendidikan cukup berarti.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak dikalangan mereka yang mempraktekan unsure-unsur kepercayaan lama. Orang Bahau pada masa lalu mempercayai banyak dewa, seperti Dewa Air, (Silau Magas), Dewa Padi (Hinaai Atu’), Dewa Gunung (Sengiaang Tukuung), Dewa Penjaga Kampung (Elehiit). Mereka banyak melakukan upacara dan mempercayai kekuatan gaib, antara lain dengan melakukan sejumlah pantangan

Upacara Kematian
Sehubungan dengan sistem kepercayaan lama, dalam rangka kematian seseorang, mereka melaksanakan serangkaian upacara. Upacara itu berkaitan dengan keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal pindah ke alam lain, yaitu alam arwahdalam rangka kepindahan itulah mereka melaksanakan beberapa tahap kegiatan. Antara lain:
1.acara pertama adalah memandikan mayat (medu pate )yang dilakukan oleh Dayung. Setelah dimandikan si mayat ini boleh berada di dalam rumah itu selama satu sampai dua minggu. Sementera itu di rundingkan dan disiapkan barang-barang apa yang akn dibawa oleh si mayat.bagi kaum pri bangsawan mungkin akan disertakan baranf-barang seperti Mandau, guci, sumpitan, tombak, perisai, parang, beliung, babi, ayam, dan lain-lain, apabila yang meninggal itu wanita barang yang dibawa disesuaikan dengan kebutuhan wanita
2. Acara yang kedua adalah acara makan berwaq atau bersantap. Pada wantu-waktu tertentu sang mayat dibangunkan untuk bersantap bersama sama dengan keluarga si mayat. Roh dari si mayat itu dipercaya masih ada bersama keluarga. Acara makan ini juga harus dilakukan oleh si Dayung, yang dilakukan empat kali dalam sehari semalam. Selama itu juga diselenggarakan acara tangis-tangisan yang dimulai oleh si Dayungyang di ikuti oleh si kerabat-kerabat dengan penuh rasa duka
3. Acara ketiga adalah acara pemakaman dengan membawa barang-barang tersebut di atas tadi bersama mayat itu dikuburkan pula seekor ayam untuk menemaninyadalam lubang kubur. Dalam rangka pemakaman ini si Dayung memberikan pesan-pesannya kepada si mayat.
4. Acara keempat adalah acara mengusir hantu (muqaag toq) yang dilakukan pada malam harisesudah acara pemakaman
5. Acara kelima adalah haduitaknaq yaitu acara pemindahan roh si mayat ke negeri arwah, acara inipun dipimpin oleh si Dayung dan berlangsung berhari-hari. Pada malam terakhir untuk terakhir kalinya si Dayung mengundang si mayat untuk menikmati hidangan dalam keadaan gelap gulita, semua ornag yang hadir harus diam agar si mayat mau datang dan menyantap hidangan yang telah disediakan. Dalam keadaan gelap sunyi tersebut Dayung berbicara mewakili si mayat dalam menyampaikan sebab-sebab kematiannya. Dan kemudian berakhirlah upacara mengantar roh itu.

0 Responses