Bab 1 latar belakang

BAB 1
Lokasi , Lingkungan Alam, Dan Demografi Daerah
Pulau Kalimantan Secara Keseluruhan

          Dalam bahasa masyarakat setempat, Kalimantan berarti pulau yang memiliki sungai-sungai (kali : sungai , mantan : besar). Pulau Kalimanta dikenal juga dengan namaqq Brunai, Borneo, Tanjung Negara (pada masa hindu), dan dengan nama setempat yaitu Pulau bagawan Bawi Lewu Telo. Pulau terbesar di Indonesia, luas nya lima kali dari luas Pulau Jawa. Kalimantan dikelilingi laut, sebelah barat ada Selat Karimata, sebelah timur ada Selat Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah utara ada Laut Cina Selatan dan Sulu, dan di sebelah selatan ada Laut Jawa.
          Tanah kalimanta termasuk formasi tertier yang sangat tebal, terbentuj di bawah peermukaan laut pada zaman purbakala. Formasi ini lah yang menyebabkan tanah di Kalimantan banyak mengandung batu bara dan batu karang di kaki gunung bekas pesisir. Kalimantan memiliki banyak pulau kecil, seperti : Maya, Karimata, Tibi dan lain - lainnya. Pegunungan yang ada di kalimantan : pegunungan kapuas,meratus dan madi. Gunung tertinggi terletak di Kalimantan Utara yaitu Gunung Kinabalu dengan tinggi 4.175 m dan bukit raya 2.218 m. tanjung yang ada di Pulau Kalimantan diantaranya : Tanjung Sampan Mangio, Datuk, Teluk Berunai, Balikpapan, Adang, Panaitan, Sampit, Serban dan Sebangau. Sungai-sungai yang tersebar di kalimantan bagian utara : Suangai Batang Lupar, Trusan, Krian, Padas, Batang Rayang, Kinabatangan, Kemenah, Kagibangan, Baram, Segama, Sugut, Kalumpangan, Radas dan Kalapang. Di bawagian timur : Sungai Sebuku, Kayan, Sembakung, Berau, Sesayap Karangan dan Sekatuk Mahakam. Di bagian tengah : Sungai Barito atau Murung dengan anak sungai Tewe, Murung Lahei, Kumai, arut/Lamandau, Jelai, Kapuas, Kahayang dengan anak sungai, sebagaau, Katingan atau Mendawai , Mentaya atau Sampit, dan Pembuang atau Seruyan. Di selatan : Sungai Martapura, Aluhkaluh Besar, Batu Licin, Batu Laki, Hantu, Durian, Barito sampai kabupaten Bariro Kuala, Kupang dan Bahan. Di bagian barat : Sungai Kapuas (Kapuas Bohang), Paloh, Sambas , Sebangkau, Ambawang, Sebangkuan, Melinsan, Mempawah, Landak, Kapuas Kecil, Kawalan, Kayung, Sengkulu, Simpang, Pawan, Air Hitam Besar, dan Kendawangan. Sungai yang lebar nya mencapai 200-1500M dan panjang 300-500KM ada di kalimantan dan hutan yang lebat yang masih sangat jarang di injak oleh manusia. Terdapat macan dahan (hangkuliah dalam bahasa dayak), orang utan (kahiu alas) beruang, landak, ular sawah, dan buaya. Sampai sekarang hutan di kalimanta menjadi perhatian dunia karena merupakan paru-paru dunia serta menjadi sumber daya pengahsilan dan kemakmuran rakyat dan negara. Hasil alam seperti kayu ulin atau kayu besi, kayu meranti, kayu bangkirai, kayu rasak , kayu palepek, kayu meran bungkan, kayu bangalan atau pilau yang dapat di jadikan tripleks, kertas dan korek api. Rotan ( dalam bahasa dayak yaitu uei dan dalam bahasa banjar yaitu pekat) banyak di kirim ke luar kalimanta seperti ke jawa bahkan ke luar negeri. Jenis rotan seperti rotan taman, sigi, irit, achas, semambu, tantawu, lilin, belatung, bajungan. Ada pula getah karet, lilin, madu dan kulit kayu. Ini semua merupakan hasil kekayaan dari hutan Kalimantan. Hutan di kalimantan termasuk golongan hutan hujan tropis terbagi lagi menjadi hutan payau, hutan nipah, hutan rawa, hutan bukitkbukit/belukar/primer, dan hutan gunung. Iklim termasuk Tipe A yaitu  iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun sementara Tipe B yaitu memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau menurut Dr. A.H Schmit dan Ir. J.H.A Ferfuson dalam versi handelingen no.42 dari Jawatan Meteorologi dan Geofisika.

Kalimantan Utara
Daerah Kalimantan Utara sekarang merupakan Malaysia Timur, berbatasan langsung dengan daratan Kalimantan wilayah Republik Indonesia yaitu daerah Sabah. Kerajaan Brunai berbatasan langsung dengan daerah Kalimantan Tmur. Daerah serawak, berabatasan langsung dengan daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Abad kelima belas negeri Brunai, termasuk semua daerah kalimantan utara dan Serawak yang sekarang merupakan daerah Kerajaan Melayu Malaka dan diperintahkan oeleh seorang yang bergelar Sang Aji. Setelah kerajaan Malaka jatuh, Brunai mendirikan kerjaan sendiri dan merupakam pusat kebidayaan orang-orang melayu dan Solok Islam, Di daerah Kalimantan Barat dan Pulau-pulau Solok. Dari itulah ajaran Islam menyebar sampai ke Mindanau. Abad ketujuh belas dan delapan belas masehi, kapal-kapal Portugis dan Spanyol sudah berlabuh di Brunai tetapi tidak dapat menaklukannya. Setelah abad 1800 masehi, Inggris sampai ke daerah itu dan mencoba untuk membukan daerah Labuhan atas persetujuan Raja Brunai. Akan tetapi tidqk berlangsung lama dan pada akhirnya hanya ditinggalkan begitu saja. Pada tahun 1830, seseorang yang berkembangsaan Inggris pegawai dari East India Company, bernama James Brookes, datang je Brunai dan bersahabat dengan Pangeran Hasyim yang memerintah negeri Brunai. James Brooke akhirnya berhasil menjadi Raja Putih dan memerintah di bagian selatan negeri Brunai yang kemudian daerah kekuasan diperluas sampai negeri Sarawak atau Kuching sehingga menjadi daerah naungan Inggris. pada akgirnya tahun 1889, Brunai pun bernaung du bawah kekuasan Inggris. Daerah ujung Kalimantan utara yang di sebut British North Borneo,  awalnya dikuasai Raja Brunai, yang kemudian takluk kepada Sultan Solok. Daerah itu kemudian dibeli oleh British North Borneo  Company dari Sultan Solok dan kemudian menjadi jajahan Inggris. Keadaan kalimantan utara umumnya sama dengan keadaan kalimantan lainnya yang ada di Indonesia. Daerah pesisirnya adalah daerah berlumpur/rawa yang pada umumnya ditumbuhi oleh nipah-nipah. Pedalamannya terdapat tanah berombak dengan pegunungan mencapai ketinggian 2000 meter dengan hutan belantaranya yang lebat. Lalu lintas darat yang sangat terbatas, hanya dijumpau pada daerah oerkotaan. Lalu lintas di air menggunakan perahu-perahu kecil atau speed boat. Sungai besar adalah: Rahang, Baram, Limbang, Dsn batang Lumpat. Bangasa kulit putih dan pendatang lainnya bermukim di daerah perkotaan. Bangsa melayu, banyak yang bermukim di pedalaman. Penduduk daerah pantai adalah suku Dayak Laut, yang terdiri dari suku-suku Melayu, Kenyah, Kelabit dan Murut. Adapaun suku Dayak Darat terdiri dari suku-suku Iban, punan, Kayan dan Bahau, tinggal di daerah perbatasan atau pedalaman. Yang terbesar adalah suku Iban, yang memiliki hubungan darah dengan suku Dayak di Kalimantan Timur, seperti Bahau, Iban, Kayan,dan Punan. Tiap-tiap suku Dayak memakai bahasa daerah masing-masing yang satu sama lain berbeda. Bahasa pengantar ialah bahasa Iban. Pada umumnya adat istiadat suku Dayak sanagat baik. Berwatak keras dan jujur. Cara bergaul menunjukna keakraban, tetapi kdang-kadang terjadi juga kekcauan hanya karena salah pengertian. Dalam pergaulan mereka bersifat ramah tamah, tetapi mudah tersinggung dan dendam. Adat istiadatnya memiliki banyak persamaan dengan adat istiadat suku Dayak di wilayah Kalimantan, yaitu berpegang teguh pada ajaran nenek moyang, dan percaya kepada roh-roh yang sudah meninggal. Bila dipandang dari adat istiadat yang sama dengan suku dayak di wilayah Indonesia, nampaknya semua berasal dari satu turunan. Pengaruh agama Kristen atau islam terlihat pada suku  Melayu dan Tionghoa yang menempati sepanjang pesisir dan sepanjang sungai. Untuk suku Dayak di daerah pedalaman sudah mulai mengenal agama nasrani, akan tetapi sebagian masih beragama kaharingan. Sistem pendidikan bagi penduduk pribumi di kalimantan utara, sekolah dasar tiga atau enam tahun. Bahasa pengantar yang dipergunakan di sekolah adalah bahasa Inggris atau bahasa Tionghoa. Untuk agama islam diberikan oleh Kiai-kiai, ajaran rohani agama Kristen dan Khatolik diberikan oleh Zending dan Misi yang terdiri dari orang-orang asing. Hanya orang kaya dan anak-anak pejabat yang dapat melanjutkankan pendidikan selanjutnya. Kebudayan suku Dayak masih sangat memeliharan dan menjaga tari-tarian, nyanyi-nyayian dalam bahasa daerah, mereka belajar dari nenek moyang. cara pengobatan masih menggunakan akar-akar kayu dan daun-daunan.

Kalimantan Barat
Teori yang mengatakan suku dayak pedalaman yang pertama mendiami Kalimantan, sbelum Kalimantan terpisah dengan penisula Malaya, berasal dari daerah perbatasan yang terbentang luas dari perbatasan Cina dan India sampai Tibet. Suku-suku ini mengadakan perkawinan denga bangsa Kaukasia dan Mongolia. Dari keturunan ini lahir suku Punan dan Kenya. Kemudian datang imigran suku bangsa Murud dan Kayan, dari benua Asia yang hampir menyerupai bangsa Mongol. menurut etimologi, suku Karen di Birma dan suku Kyan di kalimantan berasal dari turunan yang sama. Penduduk pedalaman Kalimantan Barat yang tinggal di Kapuas Hulu, terbagi dari beberapa Nanga suku dan berasal dari suku Punan. Lokasi wilayah dan keadaan daerah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Karimata di sebelah barat. Sebelah utara dengan Peguningan Kapuas Hulu. Sebelah selatan denga Kalimantan Tengah. Sebelah timur dengan Pegunungan Muller, Schwaner, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Gunung yang ada di Kalimantan Barat : Gunung Lawit tinggi 1767m, Guning Saran tinggri 1758m, Gunung Kerihun tinggri 1790m, Gunung Nuit tinggi 1700m. Daerah kalimantan barat terbagi atas tanah pegunungan tinggi, tanah pegunungan rendah dan tanah dataran rendah. Tanah pegunungan tinggi dan rendah terdiri dari batu-batu beku, batu-batu sedimen dan batu-batu yang terjadi dari perubahan batu tersebut. Batu-batu beku di temukan di pegunungan Paloh, Singkawang, Batas Landaj, Tayan, Sanggau, Pegunungan Kempayang, Gramiet, Semberuang, Semitu Hulu Schwaner, Muller. Dibeberapa tempat ditemukan marmer di gunung Bayang, Hulu dan sebagian Muller. Iklim di Kalimantan Barat adalah daerah yang banyak menganduk curah hujan. Rata-rata setiap bulan 100 mm bahkan mencapai 350 mm. Pada bulan januari, february, juni dan agustus curah hujan sangat sedikit atau disebut juga dengan kemarau pendek dan musim kemarau panjang. Pertanian yang tanamannya berumur panjang misalnya karet dan kelaPa. Kalimantan barat ditemukan pengairan pasang surut, rawa sungai dan pengairan teknis. Bahan tambang yang banyak di temukan di kalimanan Barat berupa intan, emas, koaline, sanstone, batubara, tembagas ,mica, mangan, bauksit, molydenite, cinnabar.

Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur terdapat suku Banjar yang hidup berkelompok. Mata pencaharian utama menangkap ikan di laut. Penduduk Kubang Solok keturunan Solok dan Philiphine menetap di sebelah timur pantai Berau. Suku Bugis dan Mandar menetap di pinggir pantai. Suku Jawa kebanyakan bekerja di pertambanagan batu bara. Di kabuaparen Kutai, Berau dan Bulongan suku Punai sebagian telah mengenal mata uang dan cara transaksi barter. Mata pencahariannya berburu, menangkap ikan seta mencari umbut-umbut kayu. Diantara suku Punan ada yang mengenal satu Tuhan Ma'Tau, tetapi pengaruh firasat yang di hubungkan dengan kejadian-kejadian masih sangat besar artinya buat mereka. Suku Basap terdapat di saerah Kutai tetapi mereka lebih maju daripada suku Punan. Suku lainnya yang terdapat di Kutai seperti: suku Benoa, Bahau, Tunjung, Kenyang, Ulong Dayo dan suku pasir. Orang-orang Melayu yang berada di Kalimantan Timur, banyak beragama islam. Suku Dayak banyak yang beragama Kaharingan, kristen protestan, katholik. Keyakinan lama masih sangat besar pengaruhnya. Adanya Tuhan yang di beberapa tempat terkenal dengan nama Tuhan Singei. Mereka juga masih memepercayai mahkluk-mahluk penjaga kampung rawa, sungai, hutan, pohon dan sebagainnya. Penduduk yang mendiami Kalimantan Timur didominasi oleh suku Dayak akan tetapi penyebarannya tidak merata. ini karena sumber kekayaan alam yang tidak merata. Tahun 1964 terjadi perpindahan penduduk di wilayah Kalimantan Timur yaitu dari kampung Long Puti ke kampung Lung Urug dan ke kampung Long Lees sebanyak 328 jiwa. Dari kampung Long Nawang ke daerah Tabang dan malinau sebanyak 4000 jiwa. Dari Long Berang dan Long Heban ke kabupaten Bulong ke Muara Wahau kabupaten Kutai sejumlah 1500 jiwa. Transmigrasi tertua di Kutai berasal dari suki Bugis banyak yang mendiami daerah pantai dan hidup sebagai nelayan. sedangkan suku Banjar yg menjadi pendatang menjadi pedagang. Bangsa Tionghoa menyebar keseluruh pelosok Kutai sebagian besar mata pencaharian mereka adalah berdagang. Latar belakang sejarahnya sebelum Patih Gajah Mada dan Majapahit melaksanakan usahanya untuk mempersatukan seluruh nusantara di Kalimantan Timur di temukan tiga buah kerajaan kecil yaitu : Kutai, Berau dan Pasir. namun jemudian ketiga kerajaan tersebut bernaung di bawah kekuasaan Majapahit. Namun pada masa jajahan Belanda, Inggris, dan Portugis ketuga nya terpecah lagi. Tahun RBVM akibat politik kontrak yang ditandatangani oleh sultan Sulaiman secara yuridisdan hilanglah kekuasaan kerajaan. Walaupun sebelumnya ada perlawanan dari Sulatan Salahudin dan Panglima Perang Awang Lor yang kemudian gugur sebagai pahlawan. Lokasi wilayah dan kondisi daerah yang letak kalimantan timue membujur dari barat ke timur anatara 113 derajat 47 lintang utara dan 119 derajat bujur timur. Dari utara ke selatan, antara 4 derajat 21 lintang utara dan 1 derajat 20 linta selatan. Perbatasan sebelah barat dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara pegunungan Kapuas Muller, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Kalimantan Selatan dan Kalimanta Tengah, sebelah utara denga Kalimantan Utara. Sungai terbesar yaitu Sungai Mahakam di Samarinda yang bersumber dari Gunung Iban dan bermuara di dekat Selat Makasar. Sungai Mahakam Dari muara sampai ke Long Iram dengan panjang 223mil bagian paling dalam sampai dengan 38 meter dan yang paling dangkal 4 meter. Kapal seberat 1500 ton dapat berlayar sampai batu dinding yang letaknya 50 mil dari Samarinda.

Kalimantan Selatan
Keadaan tanah di Kalimantan Selatan dataran dan lembah terdapat di sepanjang kaki gunung Meratus, dan sebelah barat berbatasan dengan daerah rawa. 60% terdiri dari kebun karet, belukar, dan perkampunga. Daerah pegunungan seluas 212:750 Ha. Tinggi 800-2000 meter dari permukaan laut terdapat di Meratus Babaris di tepi barat dan timur pegunungan Babaris. Daerah batu/tanah kapur/karang ada di tepu lembah Barito dan Hulu sungai sampai Martapura. sebagian beriklim tropis panas dengan ukuran kelembaban : banyak hujan, setiap bulan pada 6-15 hari dengan ukuran 156-343 mm. Pada musim hujan suhu rata-rata 17° celcius, musim panas 30° celcius.

Kalimantan Tengah
Propinsi Kalimantan Tengah secara astronomis berada pada posisi 0° 45° Lintang utara (LU -3° 31° Lintang Selatan (LS) dan antara 111°-116° Bujur Timur (BT). Secara geografis berbatasan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur di sebelah utara, laut jawa di sebelah selatan, provinsi kalimantan barat di sebelah barat, provinsi kalimantan selatan dan kalimanta timur di sebelah timur. Luas wilayah provinsi kalimantan tengah 153.564 Kmkubik atau 7,95% dari keseluruhan luas wilayah indonesia terdiri dari hutan belantara seluas 126.200 kmpersegi, rawa-rawa 18.115 km², sungai, danau, dan genangan air seluas 4.563 km². Secara administratif propinsi ini dibagi dalam 13 kabupaten dan 1 kota yaitu Palangka Raya yang menjadi ibu kota propinsi. Klimatologis Kalimantan Tengah sebagai equatorial yang beriklim basah dengan rata-rata delapan bulan basah dan empat bulan kering. Rata-rata curah hujan 2.814,6 mm, 145 hari dalam setahun. Penduduk utama adalah suku Dayak yang menggunakan lingua franca bahasa Dayak Ngaju. Setelah propinsi Kalimantan Tengah terbentuk kegiatan pembangunan mulai dilaksanakan. Di bangun jalan raya yang menghubungkan Palangka Raya dengan Tangkiling. Pembangunan bandara udara di Palangka Raya dan Pangkalanbun. Kesuburan tanahnya yang banyak mengandung minyak bumi, emas, batu bara, tembaga, kecubung dan intan dan hasil hutan berupa kayu, damar dan rotan. Kalimantan adalah pulau terbesar ke tiga setelah Green Land  dan Irian Jaya. Sebagai akibat kolonialisme barat dan bekas wilah Inggris Utara, menjadi wilayah negara malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan bekasa jajahan belanda di selatan di jadikan wilayah Republik Indonesia yang terbagi menjadi empat propinsi yaitu, Kalimantan Barat, Kalimanta Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Suku Dayak di Kalimantan Tengah terbagi menjadi beberapa suku diantaranya Manyan, Ot Danum dan Ngaju. Suku Dayak Ngaju mendiami daerah sepanjang Sungai Kapuas, Kahayang , Rungan Mahuning, Barito dan Katingan. Suku dayak Ot mendiamin wilayah daerah sepanjang hulu-hulu sungai besar seperti Mahakam, sekitar Long Pahangei di pedalaman. Suku Dayak Ngaju mendiami sebelah hilir, dan suku Dayak Ot Danum berdiam di sebelah hulu. Batas kediaman su Dayak Ngaju di hulu Kahayan hanya sampai desa Tumbang Miri. Letak kediaman suku Ot Danum di hulu Kahayan di daerh utara Tumbang Miri dan di hulu sungai Katingan yaitu sungai Samba, Hulu Sungai Kapuas dan sebagian hulu sungai Seruyan di sungai Kale desa Tumbang Sabetung. Suku Dayak Ma'anyan tersebar di seluruh kabupaten Barito selatan yaitu tepi timur sungai Barito terutama di tepian anak sungai Patai, Telang, Karau, Ayuh. Di timur suku Ma'anyan bersebelahan dengan wilayah suku Banjar hulu sungai Kalimantan Selatan. Di barat berbatasan dengan suku dayak Bakumpai dan suku Banjar daerah hulu sungai dan sungai Barito. Di daerah aliran sungai Karau dan Ayu, suju dayak Ma'anyan bantak bercampur dengan suku dayak lainnya seperti suku dayak Lawangan. Persamaan unsur kebudayaan prinsip keturunan berdasarkan ambilinaal, perlatan perang seperti mandau dan sumpitan, upacara kematian yang bersifat potlatch dan kepercayaan asli yaitu agama Kaharingan. Suku dayak yang ada di kalimantan tengah : dayak ngaju, ma'anyan, lawangan, dusun, klementen, ot danum, siang, witu, katingan, kapuas. Bahasa dayak Ngaju ada 88 suku kecil, dayak Ma'anyan 41 suku kecil, dayak Dusun 60 suku kecil, dayak Katingan 68 suku kecil.

Sejarah Suku Bangsa Dayak

Sebelum abad XIV daerah kalimantan tengah adalah daerah asli karena belum ada nya orang-orang pendatang. Alat transportasi masih menggunakan perahu.  Tahun 1350 kerajaan Hindu memasuki wilayah Kotawaringin. Tahun 1365 kerajaan Hindu di kuasai oleh kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku di angkat menjadi Menteri kerajaan.
 Tahun 1620 kerajaan Demak menguasai pantai Kalimantan Selatan dan agama islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1679 kerjaan Banjar mendirikan kerajaan Kotawaringin septi daerah Sampit, Mendawai, dan Pembuangan.  Kota Bataguh perna terjadi perang besar. Perempuan dayak bernama Nyai Undang memegang peran dalam perang tersebut. Yang didampinging oleh para satria gagah perkasa diantara Tambun, Bungai, Andin Sindai dan Tawala Rawa Raca. Yang kini nama pahlawan gagah itu menjadi nama kodam XI Tambun Bungai Kalimantan Tengah. 
Tahun 1787 dengan adanya perjanjian antara sultan Banjar denga VOC berakibat daerah Kalimantan Tengah nyaris di kuasai VOC. Tahun 1917 pemerintahan dr penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya. Sejak abad XIX penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi tidak mudah di pengaruhi dan dikuasai. Perlawanan secara frontal berakibat tahun 1905 setelah sultan Mohamad Seman terbunuh di sungai Menawing dan di makamnkan di Puruk Cahu. Tahun 1835  agama kristen protestan masuk kepedalaman. Hingga indonesia merdeka para penjajah belum bisa menguasai pedalaman kalimantan secara keseluruhan karena mendapatkan perlawanan dari masyarakat setempat. Tahun 1935 terjadi pertempuran anatar suku dayak Punan Ot Marikit dengan penjajah. Di masa penjajahan suku dayak telah bersosialisasi dengan pendatang namun tetap berada di lingkungannya sendiri. Tahun 1919 generasi muda dayak yang telah mengenyam pendidikan dormal berusha memajukan masyarakat suku nya dengan membangun kelompok serikat dayak dan koperasi dayang yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe, Philips Sinar, Haji Abdugani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu suku dayak mengenal zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928 kedua organisasi tersebut di ubah menjadi Pakat Dayak yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan politik. Pakat Dayak meneruskan perjuangan sampai pemerintahan belanda bubar di Indonesia.
Tahun 1945 persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak mulai mempunyai cabang di seluruh Kalimantan di pelopori oleh J. Uvang Uray, F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959 persatuan dayak bubar dan bergabung dengan PNI dan Pratindo. Akhirnya partindo kaliamntan barat melebur menjadi IPKI. Di daerah kalimantan timur berdiri persatuan suku kalimantan indonesia di bawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat.

Asal Mula Dan Sejarah Suku Bangsa Dayak

Sebutan kata Dayak adalah sebutan umul di Kalimantan. Arti kata Dayak adalah penamaan stam-stam yang tidak beragama Islam yaang mendiami pedalaman Kalimantan. Istilah ini diberikan oleh bangsa melayu di pesisir kalimantan yang berarti gunung. Sampai saat ini belum ada kamus yang menyatakan bahwa Dayak berarti orang gunung. Mengapa orang Dayak di sebut orang gunung mungkin karena orang Dayak tinggal di udik-udik sungai yang tanahnya bergunung-gunung tapi bukan berarti kata Dayak berartikan orang gunung. Ada pula kata Dyak yang diberikan oleh orang-orang Inggris kepada suku Dayak di Kalimantan Utara. Untuk menyebutkan tempat asal mereka memakai daerah aliran sungai besar dimana mereka tinggal. ada pula istilah dayak menjadi Daya yang terkenal di daerah kalimantan timur dan kalimantan barat. Kata Daya Sahawung diabadikan sebagai komplek pelajar di Kuala Kapuas. Sahawung adalah salah seorang pembantu Ranying Hatalla yang tinggal di alam atas atau duta julu, sakti. Suatu organisasi orang Dayak yaitu Partai Daya

Dengan demikian kata Dayak dan Daya dalam bahasa Ngaju menunjukna kata sifat dan menunjikan pula suatu kekuatan. Kata Sahawung yang berarti sifat kepahlawanan seseorang yang gagah perkasa dan tidah mudah menyerah. Semboyan Menteng Ureh Mamut artinya seseorang yang mempunyai kekuatan gagah berani dan tidak kenal menyerah, maka nama Daya Sahawung lebih mengarah kepada kata sifat. Dalam bahasa sangen Dayak artinya Bakena yaitu gagah dan cantik.

 Asal usul suku bangsa dayak

Sebagian mengatakan bahwa suku dayak berasal dari langit ke tujuh, ada pula yang berpendapat suku dayak berasal dari proto melayu. Menurut tetek tatum orang dayak berasal dari langit ketujuh kemudian di turunkan ke bumi dengan ,enggunakan Palangka Bulau (tempat sajen yang terbuat dari emas) oleh Ranying Hatalla.  Menurut keyakinan orang dayak berasal dari kepercayaan Kaharingan, manusia diturunkan dari langit ke tujuh di empat tempat yaitu : 1. Di Tantan Puruk Pmatuan yang terletak di Hulu sungai Kahayan dan Barito 2. Di Tantang Liang Mangan Puruk Kaminting yang terletak di sekitar Gunung Raya 3. Di Datah Tangkasiang di hulu sungai Malahui yang Terletak di hulu sungai Barito. Orang-orang saling mengawini satu sama lainnya lalu mempunyai banyak keturunan dan menyebar di seluruh pulau kalimantan. Demi keamanan dan keselamatan suku, mereka membangun rumah besar, tinggi dan kuat, hingga dapat memuat seratus sampai dua ratus orang didalamnya. Rumah itu disebut Rumah Betang atau lamin.
Suku dayak terbagi menjadi suku asal atau rumpun, suku atau anak suku, suku yang sedatuk dan suku yang memiliki ikatan keluarga. Suku Dayak di Kalimantan terdiri atas tujuh suku. Ketujug suku ini terdiri dari delapan belas anak suku yang sedatuk dan terdiri dari 405 suku kekeluargaan.

Perkembangan suku bangsa dayak
Sejarah singkat

Suku dayak tersebar di seluruh kalimantan, namun secara batin mereka tetap merasa satu. Sejak masa penjajahan orang dayak yang telah beragama islam dengan resmi menyatakan bahwa dirinya itu orang melayu, asal usul nya tidak pernah terdengar lagi namun secara batin tetap mengakui berasal dari suku dayak. Secara umum suku dayak dan suku melayu terpisah karena agama dan pergaulan. Namun kenyataannya tetap bisa berkomunikasi contoh karenan perkawinan antara suku kayan dengan Taman. Suku melayu banyak menikah denga suku dayak. Dimasa lalu kota Mempawah, Tayan, Sanggau, Sekadau, terkenal dengan sebutan kota Melayu tetapi terjadi pemisahan akibat para penjajah. Belanda sengaja melindungi orang melayu dan memandang sebelah mata terhadap suku dayak. Dari sinilah muncul perbedaan sosial dalam masyarakat melayu dan suku dayak.

Suku dayak Kapuas/Kahayang/Ngaju

Ngaju bearti udik. Suku ini adalah suku yaang termaju didaerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Mendiami aliran sungai Kapuas, Kahayang dan yang tinggal di Banjarmasin. Pada umumnya mereka memeluk agama kristen protestan, ada pula yg memeluk agama islam dan kaharingan. Kuala Kapias, Banjarmasin, Mandomai, Kuala Kurun dan Tewah juga Pangkoh merupakan pusat kemajuan atau peradaban suku Dayak Ngaju/Kapuas/Kahayang. Dari para pemudanya banyak yang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Rumah Betang yang terbesar ada di Kampung Tumbang Gagu, hulu singai Mentaya daerah Sampit, milik bapak Antang Kalang, nenek Hartman Assan (Budang).

Pengaruh pendudukan jepang membuat mental masyarakat rusak karena pemerintahan kolonial di tambah pendudukan jepang.kekuatan kampung di gunakan untuk kekuatan perang yaitu dengan jalan memaksa anak kampung untuk menjual bahan makanan serta hewan mereka kepada pemerintah jepang tidak peduli penduduk kampung masih menyimpan kebutuhan sehari- hari nya atau telah habis. Pengaruh zaman revolusi menimbulkan inisiatif masyarakat.namun tetap sulit untuk mengembalikan mental penduduk untuk taat kembali kepada peraturan yang ada. Pdada masa kolonial para kepala kampung hanyak menjadi orang yang menerima perintah saja. ketika masa demokrasi masyarakat kampung tidak peduli sama sekali dengan pemerintahan.


Bertens, K dan Nugroho, A. A. 1990. Manusia dab Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia. Gramedia, Jakarta.
0 Responses