BAB
1
Lokasi
, Lingkungan Alam, Dan Demografi Daerah
Pulau
Kalimantan Secara Keseluruhan
Dalam
bahasa masyarakat setempat, Kalimantan berarti pulau yang memiliki
sungai-sungai (kali : sungai , mantan : besar). Pulau Kalimanta dikenal juga
dengan namaqq Brunai, Borneo, Tanjung Negara (pada masa hindu), dan dengan nama
setempat yaitu Pulau bagawan Bawi Lewu Telo. Pulau terbesar di Indonesia, luas
nya lima kali dari luas Pulau Jawa. Kalimantan dikelilingi laut, sebelah barat
ada Selat Karimata, sebelah timur ada Selat Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah
utara ada Laut Cina Selatan dan Sulu, dan di sebelah selatan ada Laut Jawa.
Tanah
kalimanta termasuk formasi tertier yang sangat tebal, terbentuj di bawah
peermukaan laut pada zaman purbakala. Formasi ini lah yang menyebabkan tanah di
Kalimantan banyak mengandung batu bara dan batu karang di kaki gunung bekas
pesisir. Kalimantan memiliki banyak pulau kecil, seperti : Maya, Karimata, Tibi
dan lain - lainnya. Pegunungan yang ada di kalimantan : pegunungan
kapuas,meratus dan madi. Gunung tertinggi terletak di Kalimantan Utara yaitu
Gunung Kinabalu dengan tinggi 4.175 m dan bukit raya 2.218 m. tanjung yang ada
di Pulau Kalimantan diantaranya : Tanjung Sampan Mangio, Datuk, Teluk Berunai,
Balikpapan, Adang, Panaitan, Sampit, Serban dan Sebangau. Sungai-sungai yang
tersebar di kalimantan bagian utara : Suangai Batang Lupar, Trusan, Krian,
Padas, Batang Rayang, Kinabatangan, Kemenah, Kagibangan, Baram, Segama, Sugut,
Kalumpangan, Radas dan Kalapang. Di bawagian timur : Sungai Sebuku, Kayan,
Sembakung, Berau, Sesayap Karangan dan Sekatuk Mahakam. Di bagian tengah :
Sungai Barito atau Murung dengan anak sungai Tewe, Murung Lahei, Kumai,
arut/Lamandau, Jelai, Kapuas, Kahayang dengan anak sungai, sebagaau, Katingan
atau Mendawai , Mentaya atau Sampit, dan Pembuang atau Seruyan. Di selatan :
Sungai Martapura, Aluhkaluh Besar, Batu Licin, Batu Laki, Hantu, Durian, Barito
sampai kabupaten Bariro Kuala, Kupang dan Bahan. Di bagian barat : Sungai
Kapuas (Kapuas Bohang), Paloh, Sambas , Sebangkau, Ambawang, Sebangkuan,
Melinsan, Mempawah, Landak, Kapuas Kecil, Kawalan, Kayung, Sengkulu, Simpang,
Pawan, Air Hitam Besar, dan Kendawangan. Sungai yang lebar nya mencapai
200-1500M dan panjang 300-500KM ada di kalimantan dan hutan yang lebat yang
masih sangat jarang di injak oleh manusia. Terdapat macan dahan (hangkuliah
dalam bahasa dayak), orang utan (kahiu alas) beruang, landak, ular sawah, dan
buaya. Sampai sekarang hutan di kalimanta menjadi perhatian dunia karena
merupakan paru-paru dunia serta menjadi sumber daya pengahsilan dan kemakmuran
rakyat dan negara. Hasil alam seperti kayu ulin atau kayu besi, kayu meranti,
kayu bangkirai, kayu rasak , kayu palepek, kayu meran bungkan, kayu bangalan
atau pilau yang dapat di jadikan tripleks, kertas dan korek api. Rotan ( dalam
bahasa dayak yaitu uei dan dalam bahasa banjar yaitu pekat) banyak di kirim ke
luar kalimanta seperti ke jawa bahkan ke luar negeri. Jenis rotan seperti rotan
taman, sigi, irit, achas, semambu, tantawu, lilin, belatung, bajungan. Ada pula
getah karet, lilin, madu dan kulit kayu. Ini semua merupakan hasil kekayaan
dari hutan Kalimantan. Hutan di kalimantan termasuk golongan hutan hujan tropis
terbagi lagi menjadi hutan payau, hutan nipah, hutan rawa, hutan
bukitkbukit/belukar/primer, dan hutan gunung. Iklim termasuk Tipe A yaitu iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam
setahun sementara Tipe B yaitu memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan
1-2 bulan kemarau menurut Dr. A.H Schmit dan Ir. J.H.A Ferfuson dalam versi
handelingen no.42 dari Jawatan Meteorologi dan Geofisika.
Kalimantan Utara
Daerah
Kalimantan Utara sekarang merupakan Malaysia Timur, berbatasan langsung dengan
daratan Kalimantan wilayah Republik Indonesia yaitu daerah Sabah. Kerajaan
Brunai berbatasan langsung dengan daerah Kalimantan Tmur. Daerah serawak,
berabatasan langsung dengan daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Abad
kelima belas negeri Brunai, termasuk semua daerah kalimantan utara dan Serawak
yang sekarang merupakan daerah Kerajaan Melayu Malaka dan diperintahkan oeleh
seorang yang bergelar Sang Aji. Setelah kerajaan Malaka jatuh, Brunai
mendirikan kerjaan sendiri dan merupakam pusat kebidayaan orang-orang melayu
dan Solok Islam, Di daerah Kalimantan Barat dan Pulau-pulau Solok. Dari itulah
ajaran Islam menyebar sampai ke Mindanau. Abad ketujuh belas dan delapan belas
masehi, kapal-kapal Portugis dan Spanyol sudah berlabuh di Brunai tetapi tidak
dapat menaklukannya. Setelah abad 1800 masehi, Inggris sampai ke daerah itu dan
mencoba untuk membukan daerah Labuhan atas persetujuan Raja Brunai. Akan tetapi
tidqk berlangsung lama dan pada akhirnya hanya ditinggalkan begitu saja. Pada
tahun 1830, seseorang yang berkembangsaan Inggris pegawai dari East India Company, bernama James
Brookes, datang je Brunai dan bersahabat dengan Pangeran Hasyim yang memerintah
negeri Brunai. James Brooke akhirnya berhasil menjadi Raja Putih dan memerintah
di bagian selatan negeri Brunai yang kemudian daerah kekuasan diperluas sampai
negeri Sarawak atau Kuching sehingga menjadi daerah naungan Inggris. pada
akgirnya tahun 1889, Brunai pun bernaung du bawah kekuasan Inggris. Daerah
ujung Kalimantan utara yang di sebut British
North Borneo, awalnya dikuasai Raja
Brunai, yang kemudian takluk kepada Sultan Solok. Daerah itu kemudian dibeli
oleh British North Borneo Company dari
Sultan Solok dan kemudian menjadi jajahan Inggris. Keadaan kalimantan utara
umumnya sama dengan keadaan kalimantan lainnya yang ada di Indonesia. Daerah
pesisirnya adalah daerah berlumpur/rawa yang pada umumnya ditumbuhi oleh
nipah-nipah. Pedalamannya terdapat tanah berombak dengan pegunungan mencapai
ketinggian 2000 meter dengan hutan belantaranya yang lebat. Lalu lintas darat
yang sangat terbatas, hanya dijumpau pada daerah oerkotaan. Lalu lintas di air
menggunakan perahu-perahu kecil atau speed boat. Sungai besar adalah: Rahang,
Baram, Limbang, Dsn batang Lumpat. Bangasa kulit putih dan pendatang lainnya
bermukim di daerah perkotaan. Bangsa melayu, banyak yang bermukim di pedalaman.
Penduduk daerah pantai adalah suku Dayak Laut, yang terdiri dari suku-suku
Melayu, Kenyah, Kelabit dan Murut. Adapaun suku Dayak Darat terdiri dari
suku-suku Iban, punan, Kayan dan Bahau, tinggal di daerah perbatasan atau
pedalaman. Yang terbesar adalah suku Iban, yang memiliki hubungan darah dengan
suku Dayak di Kalimantan Timur, seperti Bahau, Iban, Kayan,dan Punan. Tiap-tiap
suku Dayak memakai bahasa daerah masing-masing yang satu sama lain berbeda.
Bahasa pengantar ialah bahasa Iban. Pada umumnya adat istiadat suku Dayak
sanagat baik. Berwatak keras dan jujur. Cara bergaul menunjukna keakraban,
tetapi kdang-kadang terjadi juga kekcauan hanya karena salah pengertian. Dalam
pergaulan mereka bersifat ramah tamah, tetapi mudah tersinggung dan dendam.
Adat istiadatnya memiliki banyak persamaan dengan adat istiadat suku Dayak di
wilayah Kalimantan, yaitu berpegang teguh pada ajaran nenek moyang, dan percaya
kepada roh-roh yang sudah meninggal. Bila dipandang dari adat istiadat yang
sama dengan suku dayak di wilayah Indonesia, nampaknya semua berasal dari satu
turunan. Pengaruh agama Kristen atau islam terlihat pada suku Melayu dan Tionghoa yang menempati sepanjang
pesisir dan sepanjang sungai. Untuk suku Dayak di daerah pedalaman sudah mulai
mengenal agama nasrani, akan tetapi sebagian masih beragama kaharingan. Sistem
pendidikan bagi penduduk pribumi di kalimantan utara, sekolah dasar tiga atau
enam tahun. Bahasa pengantar yang dipergunakan di sekolah adalah bahasa Inggris
atau bahasa Tionghoa. Untuk agama islam diberikan oleh Kiai-kiai, ajaran rohani
agama Kristen dan Khatolik diberikan oleh Zending dan Misi yang terdiri dari
orang-orang asing. Hanya orang kaya dan anak-anak pejabat yang dapat
melanjutkankan pendidikan selanjutnya. Kebudayan suku Dayak masih sangat
memeliharan dan menjaga tari-tarian, nyanyi-nyayian dalam bahasa daerah, mereka
belajar dari nenek moyang. cara pengobatan masih menggunakan akar-akar kayu dan
daun-daunan.
Kalimantan Barat
Teori yang
mengatakan suku dayak pedalaman yang pertama mendiami Kalimantan, sbelum
Kalimantan terpisah dengan penisula Malaya, berasal dari daerah perbatasan yang
terbentang luas dari perbatasan Cina dan India sampai Tibet. Suku-suku ini
mengadakan perkawinan denga bangsa Kaukasia dan Mongolia. Dari keturunan ini
lahir suku Punan dan Kenya. Kemudian datang imigran suku bangsa Murud dan
Kayan, dari benua Asia yang hampir menyerupai bangsa Mongol. menurut etimologi,
suku Karen di Birma dan suku Kyan di kalimantan berasal dari turunan yang sama.
Penduduk pedalaman Kalimantan Barat yang tinggal di Kapuas Hulu, terbagi dari
beberapa Nanga suku dan berasal dari suku Punan. Lokasi wilayah dan keadaan
daerah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Karimata di sebelah barat.
Sebelah utara dengan Peguningan Kapuas Hulu. Sebelah selatan denga Kalimantan
Tengah. Sebelah timur dengan Pegunungan Muller, Schwaner, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur. Gunung yang ada di Kalimantan Barat : Gunung Lawit tinggi 1767m,
Guning Saran tinggri 1758m, Gunung Kerihun tinggri 1790m, Gunung Nuit tinggi
1700m. Daerah kalimantan barat terbagi atas tanah pegunungan tinggi, tanah
pegunungan rendah dan tanah dataran rendah. Tanah pegunungan tinggi dan rendah
terdiri dari batu-batu beku, batu-batu sedimen dan batu-batu yang terjadi dari
perubahan batu tersebut. Batu-batu beku di temukan di pegunungan Paloh,
Singkawang, Batas Landaj, Tayan, Sanggau, Pegunungan Kempayang, Gramiet,
Semberuang, Semitu Hulu Schwaner, Muller. Dibeberapa tempat ditemukan marmer di
gunung Bayang, Hulu dan sebagian Muller. Iklim di Kalimantan Barat adalah
daerah yang banyak menganduk curah hujan. Rata-rata setiap bulan 100 mm bahkan
mencapai 350 mm. Pada bulan januari, february, juni dan agustus curah hujan
sangat sedikit atau disebut juga dengan kemarau pendek dan musim kemarau
panjang. Pertanian yang tanamannya berumur panjang misalnya karet dan kelaPa.
Kalimantan barat ditemukan pengairan pasang surut, rawa sungai dan pengairan
teknis. Bahan tambang yang banyak di temukan di kalimanan Barat berupa intan,
emas, koaline, sanstone, batubara, tembagas ,mica, mangan, bauksit, molydenite,
cinnabar.
Kalimantan Timur
Di Kalimantan
Timur terdapat suku Banjar yang hidup berkelompok. Mata pencaharian utama
menangkap ikan di laut. Penduduk Kubang Solok keturunan Solok dan Philiphine
menetap di sebelah timur pantai Berau. Suku Bugis dan Mandar menetap di pinggir
pantai. Suku Jawa kebanyakan bekerja di pertambanagan batu bara. Di kabuaparen
Kutai, Berau dan Bulongan suku Punai sebagian telah mengenal mata uang dan cara
transaksi barter. Mata pencahariannya berburu, menangkap ikan seta mencari
umbut-umbut kayu. Diantara suku Punan ada yang mengenal satu Tuhan Ma'Tau,
tetapi pengaruh firasat yang di hubungkan dengan kejadian-kejadian masih sangat
besar artinya buat mereka. Suku Basap terdapat di saerah Kutai tetapi mereka
lebih maju daripada suku Punan. Suku lainnya yang terdapat di Kutai seperti:
suku Benoa, Bahau, Tunjung, Kenyang, Ulong Dayo dan suku pasir. Orang-orang Melayu
yang berada di Kalimantan Timur, banyak beragama islam. Suku Dayak banyak yang
beragama Kaharingan, kristen protestan, katholik. Keyakinan lama masih sangat
besar pengaruhnya. Adanya Tuhan yang di beberapa tempat terkenal dengan nama Tuhan Singei. Mereka juga masih
memepercayai mahkluk-mahluk penjaga kampung rawa, sungai, hutan, pohon dan
sebagainnya. Penduduk yang mendiami Kalimantan Timur didominasi oleh suku Dayak
akan tetapi penyebarannya tidak merata. ini karena sumber kekayaan alam yang
tidak merata. Tahun 1964 terjadi perpindahan penduduk di wilayah Kalimantan
Timur yaitu dari kampung Long Puti ke kampung Lung Urug dan ke kampung Long
Lees sebanyak 328 jiwa. Dari kampung Long Nawang ke daerah Tabang dan malinau
sebanyak 4000 jiwa. Dari Long Berang dan Long Heban ke kabupaten Bulong ke
Muara Wahau kabupaten Kutai sejumlah 1500 jiwa. Transmigrasi tertua di Kutai
berasal dari suki Bugis banyak yang mendiami daerah pantai dan hidup sebagai
nelayan. sedangkan suku Banjar yg menjadi pendatang menjadi pedagang. Bangsa
Tionghoa menyebar keseluruh pelosok Kutai sebagian besar mata pencaharian
mereka adalah berdagang. Latar belakang sejarahnya sebelum Patih Gajah Mada dan
Majapahit melaksanakan usahanya untuk mempersatukan seluruh nusantara di
Kalimantan Timur di temukan tiga buah kerajaan kecil yaitu : Kutai, Berau dan
Pasir. namun jemudian ketiga kerajaan tersebut bernaung di bawah kekuasaan
Majapahit. Namun pada masa jajahan Belanda, Inggris, dan Portugis ketuga nya
terpecah lagi. Tahun RBVM akibat politik kontrak yang ditandatangani oleh
sultan Sulaiman secara yuridisdan hilanglah kekuasaan kerajaan. Walaupun
sebelumnya ada perlawanan dari Sulatan Salahudin dan Panglima Perang Awang Lor
yang kemudian gugur sebagai pahlawan. Lokasi wilayah dan kondisi daerah yang
letak kalimantan timue membujur dari barat ke timur anatara 113 derajat 47
lintang utara dan 119 derajat bujur timur. Dari utara ke selatan, antara 4
derajat 21 lintang utara dan 1 derajat 20 linta selatan. Perbatasan sebelah
barat dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara pegunungan Kapuas Muller,
sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Kalimantan Selatan
dan Kalimanta Tengah, sebelah utara denga Kalimantan Utara. Sungai terbesar
yaitu Sungai Mahakam di Samarinda yang bersumber dari Gunung Iban dan bermuara
di dekat Selat Makasar. Sungai Mahakam Dari muara sampai ke Long Iram dengan
panjang 223mil bagian paling dalam sampai dengan 38 meter dan yang paling
dangkal 4 meter. Kapal seberat 1500 ton dapat berlayar sampai batu dinding yang
letaknya 50 mil dari Samarinda.
Kalimantan Selatan
Keadaan tanah
di Kalimantan Selatan dataran dan lembah terdapat di sepanjang kaki gunung
Meratus, dan sebelah barat berbatasan dengan daerah rawa. 60% terdiri dari
kebun karet, belukar, dan perkampunga. Daerah pegunungan seluas 212:750 Ha.
Tinggi 800-2000 meter dari permukaan laut terdapat di Meratus Babaris di tepi
barat dan timur pegunungan Babaris. Daerah batu/tanah kapur/karang ada di tepu
lembah Barito dan Hulu sungai sampai Martapura. sebagian beriklim tropis panas
dengan ukuran kelembaban : banyak hujan, setiap bulan pada 6-15 hari dengan
ukuran 156-343 mm. Pada musim hujan suhu rata-rata 17° celcius, musim panas 30°
celcius.
Kalimantan Tengah
Propinsi
Kalimantan Tengah secara astronomis berada pada posisi 0° 45° Lintang
utara (LU -3° 31° Lintang Selatan (LS) dan antara 111°-116°
Bujur Timur (BT). Secara geografis berbatasan dengan Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur di sebelah utara, laut jawa di sebelah selatan, provinsi
kalimantan barat di sebelah barat, provinsi kalimantan selatan dan kalimanta
timur di sebelah timur. Luas wilayah provinsi kalimantan tengah 153.564 Kmkubik
atau 7,95% dari keseluruhan luas wilayah indonesia terdiri dari hutan belantara
seluas 126.200 kmpersegi, rawa-rawa 18.115 km², sungai, danau, dan
genangan air seluas 4.563 km². Secara administratif propinsi ini dibagi
dalam 13 kabupaten dan 1 kota yaitu Palangka Raya yang menjadi ibu kota
propinsi. Klimatologis Kalimantan Tengah sebagai equatorial yang beriklim basah dengan rata-rata delapan bulan basah
dan empat bulan kering. Rata-rata curah hujan 2.814,6 mm, 145 hari dalam
setahun. Penduduk utama adalah suku Dayak yang menggunakan lingua franca bahasa Dayak Ngaju. Setelah propinsi Kalimantan
Tengah terbentuk kegiatan pembangunan mulai dilaksanakan. Di bangun jalan raya
yang menghubungkan Palangka Raya dengan Tangkiling. Pembangunan bandara udara
di Palangka Raya dan Pangkalanbun. Kesuburan tanahnya yang banyak mengandung
minyak bumi, emas, batu bara, tembaga, kecubung dan intan dan hasil hutan
berupa kayu, damar dan rotan. Kalimantan adalah pulau terbesar ke tiga setelah Green Land
dan Irian Jaya. Sebagai akibat kolonialisme barat dan bekas wilah
Inggris Utara, menjadi wilayah negara malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan
bekasa jajahan belanda di selatan di jadikan wilayah Republik Indonesia yang
terbagi menjadi empat propinsi yaitu, Kalimantan Barat, Kalimanta Timur,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Suku Dayak di Kalimantan Tengah
terbagi menjadi beberapa suku diantaranya Manyan, Ot Danum dan Ngaju. Suku
Dayak Ngaju mendiami daerah sepanjang Sungai Kapuas, Kahayang , Rungan
Mahuning, Barito dan Katingan. Suku dayak Ot mendiamin wilayah daerah sepanjang
hulu-hulu sungai besar seperti Mahakam, sekitar Long Pahangei di pedalaman.
Suku Dayak Ngaju mendiami sebelah hilir, dan suku Dayak Ot Danum berdiam di
sebelah hulu. Batas kediaman su Dayak Ngaju di hulu Kahayan hanya sampai desa
Tumbang Miri. Letak kediaman suku Ot Danum di hulu Kahayan di daerh utara
Tumbang Miri dan di hulu sungai Katingan yaitu sungai Samba, Hulu Sungai Kapuas
dan sebagian hulu sungai Seruyan di sungai Kale desa Tumbang Sabetung. Suku
Dayak Ma'anyan tersebar di seluruh kabupaten Barito selatan yaitu tepi timur
sungai Barito terutama di tepian anak sungai Patai, Telang, Karau, Ayuh. Di
timur suku Ma'anyan bersebelahan dengan wilayah suku Banjar hulu sungai
Kalimantan Selatan. Di barat berbatasan dengan suku dayak Bakumpai dan suku
Banjar daerah hulu sungai dan sungai Barito. Di daerah aliran sungai Karau dan
Ayu, suju dayak Ma'anyan bantak bercampur dengan suku dayak lainnya seperti
suku dayak Lawangan. Persamaan unsur kebudayaan prinsip keturunan berdasarkan
ambilinaal, perlatan perang seperti mandau dan sumpitan, upacara kematian yang
bersifat potlatch dan kepercayaan asli yaitu agama Kaharingan. Suku dayak yang
ada di kalimantan tengah : dayak ngaju, ma'anyan, lawangan, dusun, klementen,
ot danum, siang, witu, katingan, kapuas. Bahasa dayak Ngaju ada 88 suku kecil,
dayak Ma'anyan 41 suku kecil, dayak Dusun 60 suku kecil, dayak Katingan 68 suku
kecil.
Sejarah Suku Bangsa
Dayak
Sebelum abad
XIV daerah kalimantan tengah adalah daerah asli karena belum ada nya
orang-orang pendatang. Alat transportasi masih menggunakan perahu. Tahun 1350 kerajaan Hindu memasuki wilayah
Kotawaringin. Tahun 1365 kerajaan Hindu di kuasai oleh kerajaan Majapahit.
Beberapa kepala suku di angkat menjadi Menteri kerajaan.
Tahun 1620 kerajaan Demak menguasai pantai
Kalimantan Selatan dan agama islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1679
kerjaan Banjar mendirikan kerajaan Kotawaringin septi daerah Sampit, Mendawai,
dan Pembuangan. Kota Bataguh perna
terjadi perang besar. Perempuan dayak bernama Nyai Undang memegang peran dalam
perang tersebut. Yang didampinging oleh para satria gagah perkasa diantara
Tambun, Bungai, Andin Sindai dan Tawala Rawa Raca. Yang kini nama pahlawan
gagah itu menjadi nama kodam XI Tambun Bungai Kalimantan Tengah.
Tahun 1787
dengan adanya perjanjian antara sultan Banjar denga VOC berakibat daerah
Kalimantan Tengah nyaris di kuasai VOC. Tahun 1917 pemerintahan dr penjajah
mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya.
Sejak abad XIX penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan
dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi tidak
mudah di pengaruhi dan dikuasai. Perlawanan secara frontal berakibat tahun 1905
setelah sultan Mohamad Seman terbunuh di sungai Menawing dan di makamnkan di
Puruk Cahu. Tahun 1835 agama kristen
protestan masuk kepedalaman. Hingga indonesia merdeka para penjajah belum bisa
menguasai pedalaman kalimantan secara keseluruhan karena mendapatkan perlawanan
dari masyarakat setempat. Tahun 1935 terjadi pertempuran anatar suku dayak
Punan Ot Marikit dengan penjajah. Di masa penjajahan suku dayak telah
bersosialisasi dengan pendatang namun tetap berada di lingkungannya sendiri.
Tahun 1919 generasi muda dayak yang telah mengenyam pendidikan dormal berusha
memajukan masyarakat suku nya dengan membangun kelompok serikat dayak dan
koperasi dayang yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe, Philips Sinar,
Haji Abdugani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, aktif hingga tahun 1926.
Sejak saat itu suku dayak mengenal zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928 kedua
organisasi tersebut di ubah menjadi Pakat Dayak yang bergerak di bidang sosial,
ekonomi dan politik. Pakat Dayak meneruskan perjuangan sampai pemerintahan
belanda bubar di Indonesia.
Tahun 1945
persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak mulai mempunyai cabang di seluruh
Kalimantan di pelopori oleh J. Uvang Uray, F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T.
Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959 persatuan dayak bubar dan bergabung dengan
PNI dan Pratindo. Akhirnya partindo kaliamntan barat melebur menjadi IPKI. Di
daerah kalimantan timur berdiri persatuan suku kalimantan indonesia di bawah
pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat.
Asal Mula Dan Sejarah
Suku Bangsa Dayak
Sebutan kata
Dayak adalah sebutan umul di Kalimantan. Arti kata Dayak adalah penamaan
stam-stam yang tidak beragama Islam yaang mendiami pedalaman Kalimantan.
Istilah ini diberikan oleh bangsa melayu di pesisir kalimantan yang berarti gunung. Sampai saat ini belum ada kamus
yang menyatakan bahwa Dayak berarti orang
gunung. Mengapa orang Dayak di sebut orang gunung mungkin karena orang
Dayak tinggal di udik-udik sungai yang tanahnya bergunung-gunung tapi bukan
berarti kata Dayak berartikan orang gunung. Ada pula kata Dyak yang diberikan
oleh orang-orang Inggris kepada suku Dayak di Kalimantan Utara. Untuk
menyebutkan tempat asal mereka memakai daerah aliran sungai besar dimana mereka
tinggal. ada pula istilah dayak menjadi Daya yang terkenal di daerah kalimantan
timur dan kalimantan barat. Kata Daya Sahawung diabadikan sebagai komplek
pelajar di Kuala Kapuas. Sahawung adalah salah seorang pembantu Ranying Hatalla
yang tinggal di alam atas atau duta julu, sakti. Suatu organisasi orang Dayak
yaitu Partai Daya
Dengan demikian
kata Dayak dan Daya dalam bahasa Ngaju menunjukna kata sifat dan menunjikan
pula suatu kekuatan. Kata Sahawung yang berarti sifat kepahlawanan seseorang
yang gagah perkasa dan tidah mudah menyerah. Semboyan Menteng Ureh Mamut artinya seseorang yang mempunyai kekuatan gagah
berani dan tidak kenal menyerah, maka nama Daya Sahawung lebih mengarah kepada
kata sifat. Dalam bahasa sangen Dayak artinya Bakena yaitu gagah dan cantik.
Asal usul suku bangsa dayak
Sebagian
mengatakan bahwa suku dayak berasal dari langit ke tujuh, ada pula yang
berpendapat suku dayak berasal dari proto melayu. Menurut tetek tatum orang
dayak berasal dari langit ketujuh kemudian di turunkan ke bumi dengan
,enggunakan Palangka Bulau (tempat sajen yang terbuat dari emas) oleh Ranying
Hatalla. Menurut keyakinan orang dayak
berasal dari kepercayaan Kaharingan, manusia diturunkan dari langit ke tujuh di
empat tempat yaitu : 1. Di Tantan Puruk Pmatuan yang terletak di Hulu sungai
Kahayan dan Barito 2. Di Tantang Liang Mangan Puruk Kaminting yang terletak di
sekitar Gunung Raya 3. Di Datah Tangkasiang di hulu sungai Malahui yang
Terletak di hulu sungai Barito. Orang-orang saling mengawini satu sama lainnya
lalu mempunyai banyak keturunan dan menyebar di seluruh pulau kalimantan. Demi
keamanan dan keselamatan suku, mereka membangun rumah besar, tinggi dan kuat,
hingga dapat memuat seratus sampai dua ratus orang didalamnya. Rumah itu
disebut Rumah Betang atau lamin.
Suku dayak
terbagi menjadi suku asal atau rumpun, suku atau anak suku, suku yang sedatuk
dan suku yang memiliki ikatan keluarga. Suku Dayak di Kalimantan terdiri atas
tujuh suku. Ketujug suku ini terdiri dari delapan belas anak suku yang sedatuk
dan terdiri dari 405 suku kekeluargaan.
Perkembangan
suku bangsa dayak
Sejarah
singkat
Suku dayak
tersebar di seluruh kalimantan, namun secara batin mereka tetap merasa satu.
Sejak masa penjajahan orang dayak yang telah beragama islam dengan resmi
menyatakan bahwa dirinya itu orang melayu, asal usul nya tidak pernah terdengar
lagi namun secara batin tetap mengakui berasal dari suku dayak. Secara umum
suku dayak dan suku melayu terpisah karena agama dan pergaulan. Namun
kenyataannya tetap bisa berkomunikasi contoh karenan perkawinan antara suku
kayan dengan Taman. Suku melayu banyak menikah denga suku dayak. Dimasa lalu
kota Mempawah, Tayan, Sanggau, Sekadau, terkenal dengan sebutan kota Melayu
tetapi terjadi pemisahan akibat para penjajah. Belanda sengaja melindungi orang
melayu dan memandang sebelah mata terhadap suku dayak. Dari sinilah muncul
perbedaan sosial dalam masyarakat melayu dan suku dayak.
Suku
dayak Kapuas/Kahayang/Ngaju
Ngaju bearti
udik. Suku ini adalah suku yaang termaju didaerah Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Mendiami aliran sungai Kapuas, Kahayang dan yang tinggal di
Banjarmasin. Pada umumnya mereka memeluk agama kristen protestan, ada pula yg
memeluk agama islam dan kaharingan. Kuala Kapias, Banjarmasin, Mandomai, Kuala
Kurun dan Tewah juga Pangkoh merupakan pusat kemajuan atau peradaban suku Dayak
Ngaju/Kapuas/Kahayang. Dari para pemudanya banyak yang melanjutkan pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi. Rumah Betang yang terbesar ada di Kampung Tumbang
Gagu, hulu singai Mentaya daerah Sampit, milik bapak Antang Kalang, nenek
Hartman Assan (Budang).
Pengaruh
pendudukan jepang membuat mental masyarakat rusak karena pemerintahan kolonial
di tambah pendudukan jepang.kekuatan kampung di gunakan untuk kekuatan perang
yaitu dengan jalan memaksa anak kampung untuk menjual bahan makanan serta hewan
mereka kepada pemerintah jepang tidak peduli penduduk kampung masih menyimpan
kebutuhan sehari- hari nya atau telah habis. Pengaruh zaman revolusi
menimbulkan inisiatif masyarakat.namun tetap sulit untuk mengembalikan mental
penduduk untuk taat kembali kepada peraturan yang ada. Pdada masa kolonial para
kepala kampung hanyak menjadi orang yang menerima perintah saja. ketika masa
demokrasi masyarakat kampung tidak peduli sama sekali dengan pemerintahan.
Bertens, K dan
Nugroho, A. A. 1990. Manusia dab Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia. Gramedia,
Jakarta.