SISTEM
MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian di desa Lumban Gaol
adalah bertani disawah, menangkap ikan, beternak dan kerajinan tangan.
Untuk pekerjaan tersebut masyarakat desa Lumban Gaolmenciptakan sendiri
alat-alatnya baik untuk pertanian, perikanan dan peternakan. Tetapi disamping buatan masyarakat sendiri, mereka juga
telah membeli alat-alat yang lebihmodern. Seperti traktor-traktor kecil, mesin
pengupas padi, mesin gilingan padi, danmesin untuk transportasi
(angkutan).
•
Bertani
di sawah
Sejalan
dengan pekerjaan ini juga dilaksanakan pembersihan pematang sawahserta mempertingginya
dengan mempergunakan cangkul. Lalu dilanjutkan dengan pekerjaan mangarogoi
(meratakan tanah) dengan alat rogo, agar sawah betul-betulsiap
ditanami. Benih yang telah cukup umur tersebut dicabut, lalu diikat dandiserahkan
ke petak-petak sawah yang hendak ditanami. Berselang beberapa waktusetelah
selesai menanam padi dan padi sudah mulai menghijau, petani mulaimembersihkan
rumput-rumput yang mengganggu tanaman padi dengan menggunakantangan. Pekerjaan ini disebut marbobo. Biasanya
setelah pekerjaan membersihkanrumput
lalu dilanjutkan lagi dengan pekerjaan memapei, yaitu meninggikan pematang-pematang
sawah dan membersihkan rumput-rumputnya agar air tergenangdi dalam
sawah.Setelah padi masak betul, mulailah dipotong dengan sasabi (sabit). Hasil
sabitanitu ditumpuk pada suatu tempat yang
disebut dengan luhutan atau pangarerean.Selang beberapa hari luhutan dibongkar kemudian padi dibanting hinggaterkumpulnya
biji-biji padi yang telah rontok.Dalam usaha
tani desa Lumban Gaol sebagian besar tenaga kerja berasal darilingkungan
petani itu sendiri. Tetapi sesekali juga mengupah tenaga kerja tambahan,dan
diupah berupa uang ataupun hasil sawah. Sistem gotong royong di desa ini sudahtidak dijumpai lagi karena adanya sistem upahan
bagi tenaga kerja pendatang. Hasil bercocok tanam desa Lumban Gaol
di sawah rata-rata berpendapatan 250kaleng tiaptahun. Bagi para petani yang menyewa tanah, mereka akan membagi hasilnyamenggunakan sistem paroh antara pemilik dan
penyewa. Dengan pendapatan yangsangat
minim ini sambil menunggu waktu turun kesawah lagi, para penduduk menanami
sawahnya dengan tanaman lain. Seperti bawang, jagung, kacang-kacangandan
jenis-jenis sayuran lainnya.
•
Berternak
Teknik
pemeliharaan ternak di desa ini masih sangat sederhana. Kerbai=u biasanya
ditempatkan di kolong rumah bagian depan, sedangkan babi, itik dan ayamadalah
di kolong dapur dari rumah-rumah yang berkolong. Bagi rumah yang tidak berkolong
membuat kandang dekat dengan rumah pemiliknya.Kerbau
biasanya diikat dengan tali, agar mudah menjaganya. Jadi tidak liar dantidak mengganggu tanaman-tanaman di sekitarnya.
Pada umumnya para petanimengembalakan ternaknya ke padang rumput. Dengan cara
ini mereka tidak lagimenyabit rumput untuk ternaknya.Pemeliharaan babi terdapat disetiap keluarga.
Jenis babi yang dipelihara adalah babi kampung. Ternak ini biasanya
dikandang agar tidak merusak sawah-sawah dantanaman-tanaman di sekitarnya.
Makanannya biasanya adalah sisa-sisa dari dapur ditambah ubi dan
dedak.Ayam dipelihara secara ekstransif,
dilepas begitu saja di pekarangan rumah.Mencari makanan secara bebas. Hanya kadang-kadang diberi makanan
tambahan berupa padi, beras, ubi dan jagung. Dan jenis yang
dipelihara adalah ayam kampung.Pemeliharan iik sama seperti ayam. Hanya saja
itik diberikan kandang demi menjagakeamanan hidupnya dan keamanan telornya.Ternak-ternak tersebut selain menjadi milik
perorangan juga ada yang menjadimilik bersama. Ada juga siste,
papahanton (menyuruh orang lain memelihara dengan perjanjian bagi hasil). Hasil ternak tersebut selain untuk dijual,
banyak jugahubungannya dengan
pertanian dan juga dengan upacara adat. Bagi petani kerbausangat besar
artinya karena dapat menolong dalam penggarapan sawah yakni penarik luku dan cakar. Babi, ayam, itik juga tidak bisa
lepas dari kehidupan masyarakat,karena digunakan dalam upacara-upacara adat dan
keagaman. Sedangkan kernau,lembu, dan kuda hanya digunakan dalam
upacara-upacara besar.
•
Menangkap
ikan
Di
danau toba hidup berjenis-jenis ikan antara lain : ikan Batak, ikan mas,mujahir,
ikan lele, asa-asa, pora-pora, ikan gabus, isscr, burissak, udang, belut danhapundung.
Penangkapan ikan tidak dilakukan menurut musim-musim tertentu. Cuma pada musim kemarau dan bulan purnama para
nelayan mengeluh karena kurang
mendapat
hasil. Alat-alat yang dipergunakan untuk menangkap ikan yakni sebagaialat
transport dipergunakan solu (perahu) baik solu persada-sadaan, perdua-duaan,atau pertolutoluan
(muat 1,2, atau 3 orang)Perahu tersebut ditumpangi oleh satu atau dua orang dengan
cara mengayuh. Jaladilemparkan setelah
dikembangkan. Berselang beberapa saat ditarik kembali secara perlahan-lahan dan ikan-ikan telah terjerat
didalamnya. Jala (jaring nilon) yangdipasang di bawah air dengan memakai
alat pemberat, dan gabus sebagai pelampung biasanya diendapkan sampai
semalam. Pancing baik yang bermata satu maupun yanglebih dari satu dengan
menggunakan cacing tanah sebagai umpan.Bubu
terbuat dari lidi pohon enau berfungsi sebagai penangkap ikan. Durungdigunakan
untuk mengumpulkan ikan-ikan kecil di pinggir pantai. Bubu didatangkandari Huta Gur-gur, Parparean, Kecamatan Porsea.
Ada juga dengan membawa hujur (tombak) sambil berperahu. Biasanya yang
dihujur adalah jenis ikan yang besar dandilakukan pada malam hari dengan
membawa alat penerang.Solu (perahu) didatangkan
dari Tele di Samosir. Daerah ini boleh dikatakansebagai penghasil perahu yang utama untuk daerah Toba. Solu biasanya
diperbuatdari jenis kayu Antuang dan
Ungil. Hasil penangkapan ikan penduduk dijual keBalige. Ini sehubungan dengan
desa Lumban Gaol belum memiliki Koperasi, sebagaiwadah penampungan. Selain dijual seperti ikan Batak dan ikan mas juga
sangatmengambil peranan penting dalam upacara-upacara adat tertentu.