sistem organisasi suku using


 Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan
Dalam komunitas using tidak ada nilai atau adat istiadat yang mengikat secara kaku. Tidak ada lagi lembaga adat, tidak ada hukum adat, tidak ada ketua adat maupun upacara adat. Tidak ada hari yang oleh masyarakat dikeramatkan untuk melakukan aktivitas tertentu.Kemudian hal-hal yang menyangkut kependudukan, hukum, hak milik tanah, perkawinan dan lain-lain di proses di dalam lembaga desa. Mereka tunduk kepada aturan yang diberlakukan oleh pemerintah desa. Ada beberapa upacara yang masih dilaksanakan di lingkungan keluarga, yaitu selamatan bagi anak gadis yang memasuki masa dewasa (ditandai dengan haid), selamatan putus (puput) puser bayi setelah usia tujuh hari, selamatan turun tanah bagi anak yang sudah mulai jalan (usia 7-9 bulan), selamatan mendirikan rumah dan kitanan. Kemudian ada upacara yang dilaksanakan oleh semua warga masyarakat, yaitu bersih desa. Upacara ini dilaksanakan sebagai rasa syukur kapada Tuhan atas nikmat-Nya dan sebagai upaya untuk membersihkan atau menolak bencana . Suku Osing berbeda dengan Suku Bali dalam hal stratifikasi sosial. Suku using tidak mengenal kasta seperti halnya Suku Bali, hal ini banyak dipengaruhi oleh agama Islam yang dianut oleh sebagian besar penduduknya. tetapi telah ditemukan perbedaan stratifikasi di Suku tersebut, kaum Drakula, kaum sudrakula, kaum hydrakula, kaum coliba. mereka merupakan penduduk asli.


Pola perkawinan. Masyarakat suku using di Banyuwangi mempunyai tradisi perkawinan yang terpengaruh gaya Jawa, Madura, Bali, bahkan pengaruh dari suku lain di luar Jawa dalam hal gaun pengantinnya. Di lingkungan masyarakat suku Osing Banyuwangi berlaku adat perkawinan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1) tahap perkenalan; (2) tahap meminang; (3) tahap peresmian perkawinan. Selain dari tahap-tahap tersebut, masyarakat suku Osing Banyuwangi juga mengenal adat perkawinan yang cukup menarik, yaitu Adu Tumper dan Perang Bangkat.
Sistem organisassi sosial. Suku Osing berbeda dengan suku Bali dalam hal stratifikasi sosial. Suku Osing tidak mengenal kasta seperti halnya suku Bali. Pola kekerabatan di masyarakat suku Osing adalah bilateral yang lebih mengararah pada patrilineal. Sistem lembaga masyarakat suku Osing antara lain kepala desa, sekretaris desa, LMD, kaur pemerintahan, kaur kesra, kaur pembangunan, dan kaur keuangan.






0 Responses