Suku Ambon Di Kepulauan Maluku

LATAR BELAKANG KEBUDAYAAN AMBON
  • Geografis
Propinsi   Maluku  mempunyai   wilayah  yang   berpulau-pulau, sehingga dikatakan propinsi seribu pulau.  Dari ujung utara, sampai ujung selatan terdiri  atas gugusan  pulau-pulau besar dan kecil.  Kondisi geografis yang  demikian  ini  disatu sisi merupakan  pemacu  bagi  perkembangan masing-masing wilayah untuk  saling membenahi daerahnya  bagi kemajuan pembangunan.   Namun   dilain   pihak   kondisi  kepulauan stabilitas keamananannya sangat rawan dan membutuhkan personel keamanan yang cukup banyak. Wilayah lautnya yang sangat luas juga merupakan suatu tantangan bagi stabilitas keamanan di wilayah seribu pulau ini.
Dan Suku Ambon yang sering didengar dengan sebutan ‘Ambon Manise’ berlokasikan di daerah Kepulauan di Provinsi Maluku tepatnya itu ada di kota Ambon. Dan letak kota Ambon berada di pulau Ambon, antara 30-40 Lintang Selatan dan 1280-1290 Bujur Timur, yang berbatasan :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Petuanan Desa Hitu, Hila, Kaiteru, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. 
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda. 
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Petuanan Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku tengah. 
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Petuanan Desa Hatu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Ternyata Kota Ambon merupakan kota yang terbesar di Kepulauan Maluku , dan menjadi pusat Pelabuhan Pariwisata dan Pendidikan di Maluku .
  • ·         IKLIM
Iklim yang ada di Ambon adalah iklim laut tropis, karena letak Pulau Ambon yang dikelilingi oleh laut, oleh karena itu sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara, Musim Timur atau Tenggara. Dan pergantian selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut.
Musim barat umumnya, berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa Transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai Oktober di sambung oleh masa pancaroba pada bulan November yang merupakan Transisi ke musim barat.
  •   Demografi
Jumlah penduduk (2007) mencapai 428.585 jiwa dengan kepadatan  1.136,8 jiwa/km².
Tidak hanya suku lain saja yang Budaya nya Campuran, Suku Ambon juga banyak perpaduan budaya nya, yang bisa dilihat dari sejarah dan kebudayaannya.
Seperti :
  •  MELANESIA : Bangsa Melanesia (Fiji, Tonga,Hawai dan beberapa bangsa yang terdapat di kepulauan Samudra Pasifik lainnya) memiliki pertalian kekerabatan yang erat dengan Suku Ambon terbukti dengan banyaknya persamaan alat-alat rumah tangga, Lagu daerah, Bahasa, Makanan Khas, dan alat musik seperti Okulele,dan juga dari penampilan fisik orang-orang Ambon yang umumnya memiliki kulit yang gelap, rambut nya ikal-ikal, kerangka tulang yang besar & kuat, bentuk tubuh pun rata-rata atletis, karena aktivitas utama mereka berlayar dan berenang.Tapi saat ini sudah jarang yang asli ras Melanesia, karena perkawinan danpercampuran budaya dengan bangsa luar maupun dalam seperti Jawa, Sumatra, Makasar,Minahasa dan sebagainya
  • MELAYU : Kalau pengaruh kebudayaan Melayu bisa dilihat dari Dialek/Logat bahasanya,Karena Bahasa Melayu terlebih dulu datang dari pada bahasa asing lainnya di Maluku, Bahasa Melayu Masuk melalui Jalur Perantara Perdagangan dan Para Penyebar Agama.
  • ARAB : dan diperkirakan kata Maluku berasal dari kata-kata Arab ‘Al- Muluk (Banyak) yang artinya di Maluku itu terdapat banyak pulau. Dan sampai saat ini masih terlihat pengaruh nya melalui Nama-nama marga yang ada di Ambon, seperti Al-Kaf, Al Chatib, dan lain sebagainya.
  • PORTUGIS : Datang ke Maluku itu sekitar tahun 1512, Selama di maluku banyak orang portugis yang melakukan kawin campur dengan penduduk asli Ambon, Orang Portugis juga aktif melakukan penyebaran Agama Kristen, sekaligus mengenalkan musik keroncong dan alat musiknya pada orang-orang ambon, Dan sampai saat ini jejak Portugis dapat dilihat dari nama marganya seperti,Pareira, Moritz an lain-lain
  • SPANYOL : Kedatangan bangsa Spanyol bersamaan dengan bangsa portugis. Dalam persaingan memperluas daerah jajahan mereka. Selama di maluku, orang Spanyol banyak menyebarkan Agama Katholik Roma . Dengan melakukan kawin campur, jadi tak heran bila nama marga orang Ambon banyak yang berbau Spanyol seperti Oliviera, De Jesus, Mendoza, Dan lain-lain.
  • BELANDA : Marga Belanda dapat terlihat di Ambon, karena pada masa penjajahan Belanda, juga dengan melakukan kawin campuran.
  •       Sejarah
 
Maluku sebagai wilayah kepulauan memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah Indonesia secara keseluruhan, walaupun sampai saat ini belum pernah ditemukan fosil/kerangka manusia purba namun, ada asumsi yang mengatakan bahwa dulu di maluku pernah hidup manusia purba (homo sapiens).
Sebagai daerah yang cukup subur, maluku membuat banyak kaum asing datang dari berbagai kawasan yang menimbulkan gelombang perpindahan dan menghasilkan percampuran kebudayaan antara penghuni lama/asli.
Pada awal abad ke-7 pelaut-pelaut dari dataran Cina pada masa Dinasti Tang, telah menyinggahi daerah-daerah Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, tapi mereka merahasiakan nya dari bangsa-bangsa lain
Pada abad ke-12 Jaman kerajaan Sriwijaya , Kepulauan Maluku menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya, namun pada abad ke-14 menjadi kekuasaan kerajaan Majapahit.
Pada abad ke-16 barulah para pedagang dari Eropa, seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda menemukan jalan ke Kepulauan Maluku.
Kemudian masuknya agama-agama Islam melalui para pedagang dari Aceh.
Tahun 1512 Portugis telah menemukan ke kepulauan Maluku dan menjalin persahabatan dengan kesultanan Ternate, dan diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikapoli dan Hitulana serta mamala. Sembilan tahun kemudian (1521) , Spanyol mulai menapakkan kaki di kepulauan maluku dan mendirikan benteng di Tidore. Tahun 1570, karena kalah perang dengan Kesultanan Ternate yang diperintahkan Sultan Baabullah, Portugis di usir dari Ternate dan pindah ke Ambon. Tahun 1577 armada Inggris tiba di Ternate. Bangsa Belanda pun mulai mengincar Maluku dan membantu Hitu dalam perang melawan Portugis di Ambon dan Portugis akhirnya dapat dikalahkan dan menyerahkan benteng pertahananya yang ada di  Ambon kepada Belanda, demikian pula juga dengan benteng Inggris di Kambelo – Pulau Seram. Sejak saat itulah, Belanda menguasai sebagian besar kepulauan Maluku. Posisi Belanda pun semakin kuat dengan
berdirinya VOC pada tahun 1602 sehingga Belanda
dengan mudah menjadi pemegang monopoli perdagangan rempah – rempah di Kepulauan Maluku. Dan untuk memperkuat kedudukannya di Maluku, Belanda membentuk badan administratif yang disebut Governement van Amboina, demikian pula di Banda, Kei, Aru, Tanimbar serta teon-Nila Serua yang berada di bawah pengawasan Governement van Banda. Sistem monopoli yang diterapkan Belanda dalam perdagangan rempah-rempah lama-kelamaan mengundang perlawanan rakyat Maluku yang merasa tidak suka dengan penerapan sistem monopoli tersebut, sehingga muncullah perlawanan rakyat dimana-mana terhadap belanda.
Tahun 1643 Kakiali me
lakukan perlawanan terhadap Belanda. Tahun 1644 Tulukabessy dan Fatiwani bangkit melawan Belanda, namun pada tahun 1646 perlawanan rakyat itu dapat dihancurkan Belanda dan Tulukabessy dihukum
gantung di Benteng Victoria pada tahun 1648.Situasi Eropa turut mempengaruhi keadaan tanah jajahan Belanda di Nusantara tidak terkecuali di kepulauan Maluku. Tahun 1795, Kerajaan Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan pada tahun 1799 VOC di bubarkan. Pada tahun 1810, Kerajaan Belanda menjadi bagian dari Kerajaan Perancis. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi kekuasaan Belanda di Kepulauan Maluku. Tahun 1810 kekuasaan Belanda di Maluku jatuh ke tangan Inggris. Inggris Menguasai Maluku sejak tahun 1811 – 1817
dan pada tahun 1814, sesuai Konvensi London, Inggris harus mengembalikan
daerah – daerah jajahan yang direbutnya itu kepada Belanda. Tahun 1817, Belanda mulai mengatur kembali pemerintahannya di Maluku dan menyatukannya dalam satu government, yaitu Governement de Molukken.

Perang Dunia II
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan, untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di desa Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura). Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu propinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan colonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini  bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949  dengan mensponsori terbentuknya  Republik Maluku Selatan (RMS).
Referensinya :
http://www.scribd.com Hari Minggu 01-04-2012 jam 16.18
www.anneahira.com Hari Sabtu 07-04-2012 20.00
www.tiwipratiwi07.wordpress.com  Hari Minggu 08-04-2012 jam 21.00
www.windieayu.student.umm.ac.id Hari Minggu 08-04-2012 Jam 21.15
www.indoculture.wordpress.com Hari Minggu 08-04-2012 Jam 22.00

0 Responses