Sistem Pengetahuan dan teknologi suku using


Kelompok pendidikan Desa Kemiren 0-3 tahun sejumlah 74 orang, usia 4-6 sejumlah 38 orang, 7-12 tahun 199 orang, usia 13-15 tahun 67 orang, usia 16-18 tahun 68 orang dan 19- keatas sejumlah 6 orang. Sarana pendidikan yang ada, untuk TK 1 buah, dengan jumlah guru 2 orang dan murid 38 orang, SD atau madrasah ibtidaiyah 2 buah, dengan jumlah guru 15 orang dan murid 199 orang. Untuk SLTP, SLTA dan Universitas tidak ada.Dilihat dari pendidikan formal, sebagian besar Komunitas Osing memiliki tingkat pendidikannya rendah. Namun demikian, saat ini partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan sudah menunjukkan peningkatan. Pada lima tahun terakhir ini sudah ada anak-anak Komunitas Osing yang sekolah sampai tingkat SLTA. 
Sedangkan untuk pendidikan non formal, terdapat pondok pesantren sebanyak 3 buah, dengan jumlah guru atau ustad 3 orang dan santri 52 orang. Kursus menjahit dengan jumlah 1 buah, dengan guru 1 orang dan murid 8 orang.
Dalam bidang kesehatan, terdapat 1 buah puskesmas dengan 1 orang perawat dan tenaga bidan 1 orang. Minimnya saran kesehatan di Desa Kemiren di sebabkan, karena sangat dekat dengan sarana kesehatan di pusat pemerintahan kabupaten.
 masyarakat Kemiren telah mengalami kemajuan pola pikir dalam pendidikan non formal, dengan rata-rata mereka setuju dengan adanya pendidikan non formal didesanya.
Dalam hal penerimaan media massa, masyarakat Trowulan ternyata lebih banyak melihat televisi dan mendengarkan radio. Jika hal ini dianalisa berdasarkan teori dependency dari De Fleur dan Ball Rokeach tentang pertemuan dengan media, maka masyarakat Kemiren termasuk dalam kelompok menengah (middle class) dan bawah (lower class).
Berdasarkan tabel juga diketahui bahwa masyarakat Kemiren jarang membaca surat kabar dan majalah. Hal ini wajar apabila dilihat dari tingkat pendidikan yang rata-rata SD dan SMP, disamping itu letak agen koran dan majalah sangat jauh dari desa Kemiren.
Untuk informasi pendidikan mereka pada umumnya memperoleh melalui guru. Berdasarkan teori dari Lazarfeld dan Katz maka kenyataan ini dapat dilihat sebagai berjalannya hipotesis Two-Step Flow, dimana informasi mengalir dari media massa ke opinion leader dalam masyarakat.
Dalam pendidikan peran bapak untuk beberapa hal lebih kecil daripada peran ibu. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan urusan administrasi sekolah atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah bapak lebih banyak berperan diluar rumah.
Pada umumnya orang tua di desa Kemiren memandang pendidikan non formal sebagai sesuatu yang penting. Mereka setuju adanya lembaga pendidikan non formal di desa Kemiren. Tetapi dengan syarat biaya yang ditawarkan sangat murah dan dapat dijangkau masyarakat Kemiren, mereka menganggap lebih banyak kursus yang ada didesanya, akan lebih baik untuk perkembangan anak dan masyarakat disekitarnya.

 Pengetahuan tentang alam sekitar (dongeng, legenda mitos), pengetahuan tentang flora, makanan khas, obat-obatan.Komunitas Osing sudah mengenal teknologi dalam bentuk yang sederhana. Mereka sudah mengenal peralatan yang terbuat dari besi (peralatan pertanian, pertukangan), dan aluminium dan plastik (peralatan rumah tangga dan dapur). dan mengenal perlindungan seperti :
1. Perlengkapan berlindung :
· Jenis rumah dan bentuk rumah : tikel balung, baresan, serocokan.
               · Bagian dan fungsi ruangan rumah : amperan, bale,/jerungan, pawon.
               2. Perlengkapan alat mata pencaharian : teter, singkal, patuk sangkan, boding, atau parang, kilung.
               3. Alat perlengkapan rumah tangga.
               4. Alat perlengkapan dalam ritual keagamaan.
               5. Alat transportasi meliputi mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dan       juga orang.
               6. Senjata : pedang, keris, cundrik, tolop, tolop sengkop.


Alat transportasi mayoritas adalah sepeda motor terdapat 298 buah, untuk sepeda dengan 187 buah, mobil pribadi 37 buah dan truk 3 buah.
Di bidang Industri terdapat 1 jenis dengan kapasitas sebagai Industri kecil dan industri rumah tangga 24 buah. Pada sektor pariwisata terdapat tempat rekreasi 1 buah dan museum sejarah 1 bulan.
Mayoritas agama penduduk Desa Kemiren adalah Islam sebanyak 2484 orang, yang beragama Kristen 7 orang. Untuk Budha dan Hindu tidak ada. Tapi ada sebagian penduduk tersebut yang menganut aliran kepercayaan sebanyak 127 orang. Dengan jumlah tempat ibadah masjid 1 buah, mushola 9 buah, untuk tempat ibadah lainnya tidak ada.



Teknologi tradisinional  dalam pemeliharaan lahan
                sebagaian penduduk yang tinggal di pedesaan mengolah lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari . lahan tersebut adanya yang di daerah dataran , dan ada pula di daerah pegunungan. Untuk yang berada didaratan, biasanya mereka mengolah lahan sawah dan pekarangan. Sedangkan yang berada di perbukitaan  atau pegunungan , usaha taninya adalah di jawa ,tanah pertanian terdiri dari tiga kategori, yaitu persawahan, pekarangan,tegalan (Palte 1984).  Ketiga jenis ahan pertanian tersebut masing-masing memunyaio ciri yang berbeda satu sama lain
                di wilayah kemiren, lahan pertanian yang ada terdiri dari tanah sawah ,pekaranagan dan tegalan atau istilah setmpat kebun. Diantara ketiga lahan tersebut , sawah merupakan lahan yang terluas dan menempayi daerah air atau belik atau maupun di daerah yag berkereng atau di tawas. Selanjutnya diuraikan tentang penempatan kahan , baik sawah ,tegallan ,maupun pekarang
      A.      SAWAH               
Merupakan salah satu yang sangat pokok karena dari penghasilannya dapat untuk mencukupi  kebutuhan sehari-hari. Selain dari hasil tegal dan pekarangan . menurut surmin tarsih :sawah merupakan lahan pertanian yang mempunyau ciri-ciri antara lain tanahnya rata,gembur,tidak berpasir,ada perngairan atau memperoleh pengairan dari irigasi, dapat menahan air sehingga dapat di buat basah dan kering sesuai dengan jenis tanaman yang di budidayakan.
                Wilayah kemiren ,pada umumnya sawah di tanamain padi karena merupakan tanaman yang  memerluan bayak air untuk pertumbuhan dan panas yang cukup supaya air yang ada di sawah tersebut tidak kemana-man maka di buatkan sekat yang di sebut pematang atau galengan selain itu di beri jalan yang di sebut uangan atau keluar masuknya air yang letaknya berdampingan dengan parit. Secara umum pengairan sawah di bedakan antara sawah oncoran  dansawah tadah hujan . sawah oncoran ini pengairannya tergantung pada irigasi
1.        Pengolahan
Untuk itu , dalam pengolahan sawah ada perbedaan . yakni dalam pembibitan, pemeliharaan dan pengairan. Dalam pengolahan sawah di uraikan sawah yang akan di tanami padi ,yakni pembibitan , pengairan ,penyangkulan tanh, manggaru , di teter atau di ratakan, di airi lagi , pencabutan benih, penanaman  (tandur), menyiangi (matun), pemupukan dan panen.
         Pedoman dalam pengolahan sawah di desa kemiren  sebenrnya tidak ada , namun untuk petani yang tergolong tua masig menggunakan pedoman bintang atau lintang. Dapat di ketahui bahwa masayarakat using dalam penggarapan tanah tidak menggunakan pranata mangsa. Namun , mereka lebih mengenal perhitungan yang di sebut neptu. Perhitungan ini sampai sekarang masih do pergunakan , baik untuk keperluan dalam bidang pertanian maupun non pertanian.neptu ini ada 5 yaitu,kerto, soyo, candi, rogo, dan sempoyo
        Secara garis besar , dalam batas tertentu, adanya penggunaan teknologi baru seperti “hand tractor” memang dirasakan menguntungkan petani,  lebih-lebih bila di kaitkan dengan terbatasnya tenagan kerja . namun , di bandingkan  dengan pengolahan tradisional masih menguntungkan pertanian. Namun , penggunaan teknologi baru dapat  lebig cepat proses pemanenan jadi. Penggunaan teknologi yang di harapkan  hasilnya akan meningkat minimal dua kali namun kenyataanyan hasilnya malah menurun . dengan demikian , masayarakat kemiren  lebih senang menggunakan teknologi tradisional. Tidak banyak biaya yan di keluarkan tetapi hasilny seimbang
2.       Pemeliharaan
Lahan sawah terdiri dari petak-petak tempat menanam kedhokan. Anatara  satu dan yang lainya di batasi dengan tanah yang agak tinggi yang di sebut galengan atau pematang ang mempunyai beberapa fungsi:
1.sebagai batas pemilikan lahan
2.sebagai batas lahan
3.sebagai penahan air
4.sebagai penahan erosi
5.sebagai jalan untuk lewat bila angin memantau perkembangan tanaman
Jadi lahan supaya tetap subur harus di perhatikan casra pengolahan dan cara pemupukannya  
3.       Jenis tanaman tiap mangsa
Desa kemiren tidak mengenal adanya pranata mangsa, tetapi mereka lebih mengenal adanya musim panas dan musim penghujan (mangsa rendeng) disamping itu, petani memperhitungkan umur tanaman yang akan di ganti sesudah panen, juga sifat tananaman ,serta kebutuhan petani
4.      Klasifikasi tanah
Bagian – bagian dari sawah di desa kemiren didesa kemiren tidak berbeda dengan bagian dari sawah lainnya , yaitu berupa galengan atau pematang yang merupakan batas dengan bidang lain . kemudian saluran air untuk mengairi sawah dan selanjutnya saluran pembuangan untuk pembuangan air
                b. Tegal
pada dasarnya tegal adalah lahan kering , yaitu tempat atau tanah yang akan ditumbuhi  pohon-pohonan , baik yang ditanam maupun liar.  Untuk desa kemiren dapat diartikan sebagai alas  atau juga tanah yang tidak mendapatkan pengairan secra intensif . selain itu juga merupakan tanah yang tidak banyak pohon yang besar, tetapi juga tidak bergenang air.  Juga ada yang menamakan dengan istilah kebun, dan biasanya ada tanaman keras . tegal bagi petani merupakan lahan pokok untuk mengusahakan jenis tanaman pangan maupun tanaman komersial, juga memiliki arti:
1.        Sebagai tempat sesaban yaitu tempat untuk melakukan sesuatu dan mencari sesuatu  untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
2.       Sebagai gogo sawahe yaitu sumber kehidupan sehari-hari bagi petani.
Tegal merupakan tempat ubo rampe (barang kebutuhan) hidup sehari-hari bagi petani . berdasarkan pegertian tersebut bagi masyarakat kemiren memang mempunyai arti yang sangat dibutuhkan keberadaannya untuk menunjang kebutuhan hidupnnya. Jadi , tegalan itu yang pokok tidak ada bangunan untuk tempat tinggal dan biasanya letaknya agak jauh dari pemukiman penduduk.
                c. pekarangan
pekarangan ini juga termasuk lahan kering. Dan atara tegalan dan pekarangan ini ekosistemnya yang sulit dibedakan .  pada lahan pekarangan ada tanaman jangka panjang , juga tanaman jangka pendek .  menurut masyarakat kemiren pekarangan adalah tanah yang biasanya ada penghuninya atau rumah tempat tinggal dan biasanya di kirii dan kanannya ada tanaman .









0 Responses