sistem religi suku using


Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

Sebagian besar KAT penganut agama Islam. Pada awal terbentuknya masyarakat using kepercayaan utama suku Osing adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. Namun berkembangnya kerajaan Islam di pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar di kalangan suku Osing. sehingga pada saat ini agama masyarakat Osing sebagian besar memeluk agama Islam. Selain agama Islam, masyarakat suku Osing juga masih memegang kepercayaan lain seperti Saptadharma yaitu kepercayaan yang kiblat sembayangnya berada di timur seperti orang Cina, Pamu (Purwo Ayu Mandi Utomo) yaitu kepercayaan yang masih bernafaskan Islam. Sistem religi yang ada di masyarakat Osing ada yang mengandung unsur Animisme, Dinamisme, dan Monotheisme.

    Berkembangnya Islam dan masuknya pengaruh luar lain di dalam masyarakat Osing juga dipengaruhi oleh usaha VOC dalam menguasai daerah Blambangan. Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, seperti halnya masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga darah penghabisan sebaga usaha terakhir mempertahankan diri terhadap serangan musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut Puputan Bayu pada tahun 1771 M.
Di samping menjalankan ibadah ritual, mereka juga merayakan hari-hari besar islam seperti satu Syuro (1 Muharam), Muludan (Maulid Nabi), dan Rejeban (Isra’ Mi’raj). Pada komunitas ini dikenal dengan adanya “hari raya ketupat” , yang biasa disebut dengan syawalan. Disebut hari raya ketupat, karena pada hari raya ini, setiap rumah tangga masak atau dapat dikatapan berpesta ria dengan makanan ketupat.





Adat dan kepercayaan masyarakat Using
 Kepercayaan masyaraat using pada umumnya masih sangat kuat , perlu diketahui using berarti tidak , jadi dalam budaya using  ada kesan kuat untuk tidak dapat dicampuri oleh budaya lain sehingga masih dikatakan asli , memang mayoritas beragama islam tetapi dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari adat istadat dan kepercayaan yang di wariskan  oleh para leluhurnya . misalnya membuat selamatan daur hidup , seperti upacara perkaeinan, kelahiran, selapanan, sunatan dan kematian . sepertinya makam mbah cili yang merupakan cikal bakalnya orang kemiren.
 Dalam sehari-hari  orang kemiren  tidak lepas  dengan selamatan , bahkan orang yang mendapat musibah kecelakaan  pun tentu ada selamatan . dalam kegiatan apa saja  selalu ada selamatan  yang sebelumnya  diadakan selamatan ke makamnya mbah cili.  Menegnai penyelenggarannya upacara tersebut, waktunya sudah ditentukan , yaitu malam senin (minggu sore) dan malam jum’at (kamis sore) antara pukul 15:00bsa,pai selelsai . adapun persyaratan selamatan adalah bunga setaman beserta nasi gurih yang dilengkapi dengan ingkungan ayam (beteteng).
Dan masih mempercayai dengan adanya danyang penunggu . bila ada hajatan selalu diberi sesaji dengan maksud supaya tidak ada apa-apa .





0 Responses