Pengetahuan Masyarakat Baduy
Sistem pengetahuan masyarakat Baduy
adalah Pikukuh yang artinya memegang teguh segala perangkat peraturan yang telah
di turunkan oleh leluhur. Kelompok masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
tidak mengenal tulisan segala yang berhubungan dengan peraturan hokum, adat
istiadat, kiasah-kiasah nene moyang dan kepercayaan mereka diturunkan dan
diwariskan kepada anak cucu mereka. Dalam hal pengetahuan masyarakat
Suku Baduy memiliki sifat toleransi, tata karma, jiwa sosisal, dan teknik
bertani yang diwariskan oleh para leluhurnya. Dalam pendidikan modern
masyarakat Baduy masih tertinggal jauh, namaun mereka belajar secara otodidak,
jadi masyarakat Baduy sebetulnya sangat informasional dan mengetahu informasi. Hal
ini ditunjang kegemaran sebagai orang warayan atau disebut dengan pengembara. Ada beberapa kemungkinan
bahwa masyarakat Baduy telah lama banyak di gantikan dengan budaya baru, hal
itu menandakan sebetulnya budaya sangat relative dan adatif di kalangan
masyarakat Suku Baduy.
Keseharian Masyarakat Baduy
Karateristik
keseharian yang biasa dilakukan oleh masyarakat Baduy (khususnya bagi komunitas
Baduy Dalam) adalah keengganan tidur atau duduk diatas kasur, walaupun banyak
tanaman kapuk disana, tidak menerima tanaman dari luar seperti cengkih, tidak
mau brsekolah, tidak mau memelihara hewan berkaki empat selain anjing untuk
menjaga lingkungan, tidak menggunakan perabotan rumah tangga selain dandang,
kukusan, golok dan pisau , serta tidak menggunakan cangkul sebagai alat bertani,
tidak bersawah, dan masyarkat Baduy tidak mengkonsumsi gula atau aren, serta
tidak menggunakan sabun dan menggunakan kendaraan bila pergi kesuatu tempat.
Salah
satu upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Baduy yang dilaksanakan pada
satutahun sekali selama tiga bulan bagi masyarakat Baduy adalah upacara Kawalu yaitu uapacara puasa sehari
selama 3 bulan, pada bulan-bulan kasa (kesatu), karo (kedua), dan katilu
(ketiga), adalah bulan-bulan akhir dari perhitungan bulan menurut Suku Baduy,
yang setelah usai uapacar ini masyarakat mengadakan pesta bersama, seperti hari
besar Idul Fitri bagi umat isalam. Selama pelaksanaan upacara kawalu mereka
(terutama Baduy Dalam) tidak diperkenan kan menjalankan banyak aktifitas selain
pergi keladang, menjag mata air penduduk atau kegiatan sehari-hari lainnya.
Pola
Pertanian radisional Masyarakat Baduy
Sitem
pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Baduy adalah tanaman pangan dalam
waktu dekat (2-3 tahun), dan kemudian diikuti dengan fase regenerasi atau masa
bera yang lebih lama (20-20 tahun). Pembukaan hutan biasanya menggunakan alat
sederhana, dilakukan secara tradisional dan menggunakan cara tebang bakar. Pada
waktu hutan dibuka maka tumbuhan alam yang berguna biasanya dibiarkan atau
sedikit diasingi dan dimanfaatkan hasilnya. Lama waktu perladangan dan masa
lahan diistirahatkan sangat bervariasi, dan lama masa bera merupakan factor kritis
bagi generasi kesuburan tanah, keberlanjutan dan hasil pertanian yang didapat.
Regenerasi
kesuburan tanah tersebut melibatkan tumbuh kembalinya tanaman tahunan atau
tumbuhan asli.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes
Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten
permana, CE. (2001).Kesetaraan gender dalam adat inti jagat Baduy, jakarta: Wedatama Widya Sastra
lololloloolol