U A S


PELESTARIAN BUDAYA PADA ERA GLOBALISASI,

Kata “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan pendapat lain mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti “daya dan budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”. Demikianlah “budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa itu.

Sementara Globalisai adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergatungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk – bentuk interaksi yang lain sehingga batas – batas suatu negara menjadi semakin sempit. Pada tataran individu, globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait dan memengaruhi satu sama lain yang melintas batas negara.  Globalisasi berasal dari kata global, yang berarti dunia atau universal. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.

Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya apek budaya. Pengaruh globalisasi terhadap budaya di karenakan persebaran budaya yang demikian cepatnya sekarang ini karena kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan internet.

       Globalisasi merupakan proses mempercepat dan membentuk kecepatan skala mobilitas serta aliran orang-orang, barang-barang, jasa, modal, pengetahuan dan ide-ide. Globalisasi dibantu oleh kemajuan teknologi menghasilkan batasan waktu dan tempat, serta penyebaran hidup yang modern, khususnya bagi orang yang berasal dari negara-negara Barat.
Lalu apakah hubungan Globalisasi dengan Indonesia? Adakah dampak yang dirasakan Indonesia di era Globalisasi seperti saat ini?


Bangsa Indonesia adalah bangsa luas dan besar yang memiliki sekitar 17.000 buah pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil dari Sabang di Sumatera sampai Merauke di Papua. Bangsa Indonesia juga  memiliki sekitar 300 suku bangsa atau etnik dengan berbagai budaya dan adat istiadat yang berbeda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah Indonesia sempat menjadi wilayah perdagangan penting di dunia sejak abad ke-7, yaitu ketika kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.  Dan juga menjadi negara jajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun. Sehingga sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lain.

Meskipun begitu, pada dasarnya bangsa Indonesia sendiri terdiri dari barbagai macam suku. Setiap suku memiliki budayanya masing-masing. Tidak ada yang mengetahui jumlah suku di Indonesia secara persis. Suku-suku di Indonesia antara lain seperti Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Melayu, Suku Batak, Suku Madura, Suku Bugis Makassar, Suku Papua, dan lain-lain. Dari berbagai macam suku tersebut, Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan.

Pada era globalisasi saat ini, mengelola suatu bangsa yang luas dan besar seperti bangsa Indonesia tentu bukan merupakan hal yang mudah. Tantangan globalisasi menjadi bagian dari tantangan yang bersifat eksternal selain dari tantangan, bahkan ancaman yang berasal dari keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang bersifat internal. Perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu sebab semakin cepatnya terjadi perubahan pada masyarakat suatu bangsa. Teknologi informasi menjadi terbuka dan bahkan seolah-olah telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat saat ini sehingga masyarakat yang belum memiliki kemampuan teknologi informasi dinilai belum mengikuti perkembangan globalisasi. Tentu globalisasi melalui teknologi informasi tersebut juga memberikan hal-hal yang positif tetapi banyak juga ada hal-hal yang negatif.pornografi yang gampang diakses menjadi ancaman serius generasi muda. 

Pada dasarnya, perkembangan teknologi informasi (internet) ini dapat dimanfaatkan untuk media pengembangan budaya nasional. Bangsa Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk mempublikasikan atau bahkan mempromosikan semua budaya nasional Bangsa Indonesia untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Kebudayaan setiap masyarakat atau bangsa terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat  kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang dibangun pada masa  lalu. Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk didalamnya penghargaan nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakin memudar dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Dalam kenyataannya didalam struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga diri.

Dalam masyarakat terutama di daerah pedesaan , dikenal adanya opinion leader atau pembuka pendapat atau tokoh masyarakat. Mereka mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak laku dalam cita-cita tertentu. Menurut Rogers (1983): ”pemuka pendapat memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan sosial yang intim, para pemuka pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan, ide-ide dan informasi-informasi baru kepada masyarakat”. Melalui pemuka pendapat seperti tokoh agama, sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang bahaya media pornografi dapat disampaikan.
Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan pembangunan budaya yang berkarakter penguatan jati diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan senasib dan sepenanggungan diantara warga sehingga perlu dilakukan revitalisasi budaya daerah dan perkuatan budaya daerah. Bertolak dari besarnya peran media massa dalam mempengaruhi pemikiran khayalaknya, tentulah perkembangan media massa di Indonesia pada masa yang akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media massa yang tak terelakan lagi.

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

            Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.

            Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

            Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.
Tugas utama yang harus dibenahi untuk melestarian budaya lokal agar tidak hilang begitu saja adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim olegh negara lain. Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan
Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.


2. Kelemahan
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.


3. Peluang
Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya           
            Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
            Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
Kemajuan pariwisata
            Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
Multikuturalisme
            Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Tantangan
Perubahan lingkungan alam dan fisik
            Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
Kemajuan Teknologi
            Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
Masuknya Budaya Asing
            Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman
            Telah beberapa kali negeri Jiran Malaysia membuat panas hati sebagian besar masyarakat Indonesia. Negara yang mengusung slogan “Truly Asia” itu telah berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Berikut sebagian datanya :
1.Agustus 2007 Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit hingga rendang. 

2.ktober 2007
Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayangen

3. 1 November 2007
Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog Ponorogo..

4.25 November 2007
Bahasa Melayu. “Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya

5.Juni 2008
Malaysia dalam mematenkan batik. Tapi yang berhasil dipatenkan itu hanya motif Parang Rusak..

6.Agustus 2009
Tari Pendet menjadi iklan acara Discovery Channel bertajuk “Enigmatic Malaysia”.

Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar. Dan kita juga tidak bisa membiarkan asset kebudayaan kita satu persatu di akui dan di klaim sebagai asset Negara lain. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

a. Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya.

b. Jalur Ekstrakurikuler
            Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Pertanyaannya seberapa besarkah kepedulian Mahasiswa atau Generasi penerus bangsa lainnya terhadap kebudayaan yang kita miliki?

Karena Untuk dapat melestarikan dan meneruskan tonggak estavet tentang warisan budaya lokal, tentu anak muda atau kaum mudalah yang berhak untuk itu. karena dengan begitu warisan budaya lokal akan terus dan tetap hidup untuk waktu yang lama dan digantikan oleh generasi selanjutnya. Tetapi apa yang dapat kita lihat pada jaman globalisasi dan modernisasi sekarang ini? kebudayaan lokal “NO”, kebudayaan luar “YES”. Kata-kata seperti itu sekarang sudah tidak lepas dan tak asing lagi bagi para generasi muda saat ini. Karena apa? Karena berbodong-bondong datang baik itu musik yang tadinya mendengarkan lagu-lagu daerah dan lokal sekarang beralih ke lagu impor, tarian yang dulunya lemah lembut menandakan ciri khas budaya timur sekarang sudah beralih ke tarian yang keras dan berbau seksualitas, makanan yang tadinya beraroma lokal Indonesia berubah drastis menjadi makanan impor mentah siap makan dan siap saji, dan lain sebagainya. Dan itu semua “anak muda banget”. Kebudayaan yang kita miliki yang merupakan aset tak ternilai sedikit demi sedikit tergerus dan jika akan terus seperti ini lambat laut mungkin hanya akan terpajang disebuah musium kuno dan pengunjungnya para orang tua yang yang masih mengingat secerca memori tentang masa lalunya, yakni melestarikan warisan kebudayaan saat mereka masih muda. Menurut kebanyakan kaum muda, kebudayaan lokal yang dimiliki tidak sesuai jamannya lagi. Apa sebenarnya yang menyebabkan itu semua terjadi? Simple saja, para kaum muda ini telah termakan oleh modernitas yang nantinya akan membuat anak muda itu sendiri hancur, karena mereka tidak akan pernah puas, karena modernisasi menawarkan sesuatu yang baru dan terus berkembang dari waktu ke waktu.



10 Responses
  1. Seharusnya pemerintah lebih gencar dalam melakukan pelestarian budaya lokal, walau di tv saya lihat udah banyak iklan yg dibuat pemerintah tentang kebudayaan tapi menurut saya iklannya kurang bermutu alias asal bikin aja, gimana mau tertarik orang ngeliatnya?
    Masing-masing individu mestinya juga harus ada rasa kecintaan terhadap budaya sendiri dong, ngelestariin engga tapi pas budayanya direbut malah teriak-teriak sampe ada demo nyalahin pemerintah segala biasanya -___-


  2. Unknown Says:

    Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah satunya dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini. Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budayanya.
    Sebagai warga negara Indonesia,kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang. Contohnya seperti tarian,makanan khas,baju daerah,dan sebagainya. Karena budaya yang kita punya dapat mencerminkan kepribadian bangsa kita yaitu Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki berbagai macam suku dan adat tetapi tetap saja itu semua merupakan satu bagian dari kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
    Upaya melestarikan budaya antara lain :
    1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri.
    2. Kemudian mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut syukur-syukur sampai ke negara lain.
    3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.


  3. Unknown Says:

    seharusnya masyarakatnya sendiri juga harus mempromosikan budaya lokal yg di milikinya sendiri,walaupun Pemerintah sudah membantu dengan baik,tetapi Pemerintah jg hanya bisa mensupport samapai di situ saja,kalau tidak ada jalinan komunikasi yg baik,semua itu menjadi hal yg percuma...
    Masyarakat harus cinta kepada budayanya sendiri dan Pemerintah harus membantu dengan maksimal !!!


  4. Unknown Says:

    Kebudayaan jangan sampai Tergerus Zaman,
    Tradisionalitas jangan biarkan termakan oleh derasnya arus Modernitas,
    karena kaum Mudalah yang berkewajiban mempertahankan eksistensi Kebudayaan Daerah


  5. MINE Says:

    Sekarang bukan saat nya bagaimana kita melestarikan sesuatu budaya tapi yang paling utama adalah Bagaimana kita MEMPERTAHKAN KEBUDAYAAN itu sendiri ,agar tidak pernah dimakan oleh waktu dan zaman di samping mempertahkan suatu kebudayaan itu,kita juga barengi dengan cara melestarikanya jadi ada 2 yang terpenting dalam menjaga suatu budaya itu aga tidak ada istilah yang di sebut di atas kebudayaan lokal “NO”, kebudayaan luar “YES”. tapi sebaliknya .
    Intinya Pertahankan Lestarikan Hanya itu !!!


  6. Unknown Says:

    Mantab nih infonya gan :D
    kebudayaan memang harus di lestarikan...
    walaupun gagal pertamax yang penting page one :hammer:


  7. sebagai contoh di indonesia kita bisa lihat kota yg cukup banyak berkembang tentang kebudayaan dan lain-lainnya, kota itu adalah kota solo. Dari setiap kota bisa meniru atau mencontoh kota solo yang sekarang dipimpin oleh Joko Widodo. Comment ini bukan untuk kampanye atau apa, tapi berdasarkan fakta dan realita.


  8. rachma Says:

    Masyarakat dan Pemerintah seharusnya bangga dengan kebudayaan yang telah kita punya, harus lebih dilestarikan lagi & yang paling penting bagaimana cara mempertahankannya dengan sebaik mungkin. Kesadaran dari masing" individu dan upaya Pemerintah untuk mempertahankan kebudayaan kita harus dilakukan secara maksimal, supaya kebudayaan kita tidak ribut negara tetangga. Jangan saat kebudayaan kita sudah direbut baru kita sadar.


  9. Unknown Says:

    setuju dengan artikel diatas dimana kebudayaan indonesia harus dijaga dan kita juga harus pandai menyaring kebudayaan yang masuk kedalam negeri kita.. namun sering kali budaya "western" yang masuk ke negeri ini dianggap suatu modernisasi.
    dan kurang setuju dengan kata "indonesia dijajah Belanda kurang lebih 350 tahun " karena tidak ada fakta yang jelas mengenai itu dan menurut salah satu acara di Metro Tv itu hanya kata" pembakar semangat untuk meraih kemerdekaan


  10. yap,banyak masyarakat yg menganggap budaya indonesia itu membosankan,mungkin karena mereka blm mengerti makna dari tiap2 budaya yg kita miliki. maka dari itu sebagai kaum generasi bangsa,sudah sepatutnya kita mengubah image buruk yg ada di benak masyarakat,membuat mereka paham akan arti dari tiap2 budaya yg kita miliki,tidak hanya bisa marah2 saat budaya indonesia terancam direbut oleh bangsa lain.