Perkawinan Adat Suku Tengger
Dalam kehidupan manusia, kita akan
melihat kenyataan seperti dimana manusia berlainan kelamin,yakni wanita dan
pria. Dan seorang wanita menjalankan kehidupan bersama seorang pria dalam
mengarungi kehidupan bersama,hal itulah yang disebut perkawinan. Kehidupan suami
istri akan terjadi jika kehidupan itu ditempuh sesuai dengan hukum yang
berlaku. Perkawinan menurut adat adalah peristiwa yang tidak hanya
mengakibatkan suatu hubungan antara kedua mempelai saja, tetapi juga ke dua
orang tua dan keluarga masing- masing. Dengan terjadinya perkawinan diharapkan
pasangan akan memperoleh keturunan yang akan menjadi penerus silsilah orang tua
mereka. Adanya silsilah menggambarkan kedudukan seseorang sebagai anggota
kerabat adalah merupakan ukuran dari adal- usul keturunan seseorang yang baik
dan secara teratur. System hokum perkawinan ditentukan oleh cara menarik
keturunan,cara menarik garis keturunan ada dua macam yaitu : unilateral dan
bilateral.
Dalam buku The History of Java, Thomas
Stamford Raffles dan Ayu Sutarta member kesan yang positif terhadap kehidupan
orang Tengger. Orang Tengger adalah orang gunung yang hidup dalam suasana
tertib, damai, teratur,jujur, rajin bekerja, dan selalu gembira. Mereka tidak
mengenal judi,candu,dan perzinahan,perselingkuhan, pencurian, dan tindakan
kejahatan lainnya. Menurut tradisi Tengger ada lima perbuatan buruk yang
disebut ma- lima, yaitu: madon (main perempuan), madat (narkoba), maling, main
(berjudi),dan mabuk. Wanita Tengger makin mencintai suami nya apabila sang
suami memiliki 3 hal penting,yaitu: ngayani,ngayemi,dan ngayomi. Ngayani adalah
seorang suami harus mampu memberikan nafkah lahir dan bathin dengan baik. Ngayemi
adalah seorang suami harus dapat memberikan rasa aman dan menciptakan suasana
yang menyenangkan sehingga rumah tangga berjalan bebas dari gossip. Dan ngayomi
adalah suami harus bias member perlindungan total kepada keluarga agar keluarga
yang dibangun luput dari bencana dan gangguan.
Orang tengger masih menganggap
perkawinan adalah sacral dan tokoh adat adalah seorang yang dipercaya dapat
membimbing dengan benar, sehingga perkawinan mereka menjadi perkawinan yang
diakui oleh adat.
PERKAWINAN ADAT WOLOGORO
Wologoro dalam bahasa masyarakat
tengger berasal dari kata `wa` (wadah), `la` (bibit,benih), `ga` (rahim), dan
`ra` (raga) yang berarti rahim adalah tempat badan bakal benih yang ditaburkan
oleh lelaki.
Perkawinan wologoro pada dasarnya adalah
ritual yang dilaksanakan pada waktu pernikahan yang berniat mensucikan kedua
mempelai dan keluarganya serta pembersihan rahim bagi calon mempelai wanita.
Prosesi Sebelum Perkawinan
- Menanyakan (nakoake)
Nakoake merupakan tahap
paling awal dalam rangkaian pelaksanaan perkawinan. Dalam hal ini calon
mempelai laki-laki mengirim seorang utusan yang bertugas menanyakn kepada sang
calon mempelai wanita apakah masih sendiri atau sudah mempunyai pasangan. Jika si
wanita masihsendiri maka ditanyakan apakah mau menikah dengan pihak laki-laki.
- Perhitungan (pitung)
Setelah jawaban setuju
dari pihak perempuan maka pihak laki-laki melanjutkan tahap selanjutnya,yaitu
pitung menurut adat Tengger dengan meminta bantuan dukun. Sesuatu yang di
hitungkan adalah nama dan hari kelahiran antara pihak laki dan perempuan. Jika cocok
maka sang lelaki mencari hari baik untuk
mengadakan pinangan kepada pihak wanita.
- Melamar (anteng- anteng)
Melamar sebagai awal
berlakunya masa pertunangan dengan maksud pihak laki laki meminta izin kepada
pihak perempuan untuk di persunting. Biasanya dalam lamaran ini laki- laki
memberikan keperluan calon pengantin putrid seperti seperangkat pakaian, alat
rias, dan perhiasan terutama cincin sebagai tanda pertunangan. Dalam lamaran ini juga menetapkan hari baik
dan pihak laki- laki menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga pihak perempuan
untuk mencari hari baik pernikahan.
- Membalas Lamaran ( Mbalekake Gunem)
Sekarang giliran pihak
wanita yang berkunjung kerumah pihak pria untuk mengembalikan gunem, yaitu hari
baik yang telah di sepakati bersama.
- Siraman
Pada saat menjelang hari
perkawinan, di tempat pihak perempuan mengadakan siraman calon pengantin putrid
dengan bunga setaman dengan maksud dri
acara siraman ini untuk mensucikan calon pengantin.
- Selamatan
Setelah acara siraman
dilakukan selamatan dengan menggelar doa bersama yang dipimpin oleh dukunadat
dengan mengundang para tetangga.
- Midodoremi
Setelah siraman, pada
malam harinya diadakan acara midodoremi yaitu acara dimana calon pengantin
wanita pamit dengan teman teman sebaya dan melakukan traktiran di kediamannya.
- Akad Nikah
Dalam proses ini pihak
lelaki dan perempuan akan di sah kan perkawinannya dengan dihadiri oleh
dukun,dan dua orang saksi, seorang dari mempelai wanita dan seorang lagi
sebagai pencatat nikah.
PROSESI PELAKSANAAN
PERKAWINAN
System perkawinan yang ada
di Tengger dianggap sah apabila sudah di sahkan oleh agama dan petugas yang
berwenang, tetapi dianggap lebih sah nya apabila sudah melaksanakan upacara
perkawinan wologoro. Sebelum upacara wologoro
dilaksanakan, maka terlebih dahulu dilaksanakan temu temanten yaitu hari dimana
calon pengantin pria bertemu calon pengantin wanita. Dalam upacara temanten ada
tata urutannya,yaitu:
·
Mempelai
wanita terlebih dahulu duduk di pelaminan menunggu mempelai pria
·
Dalam
selang waktu tersebt sang dukun membacakan mantera dan doa di depan tempat
pemujaan para leluhurnya untuk memita restu agar perkawinan berjalan bahagia
dan sejahtera.
·
Pembacaan
doa dan ,mantera oleh dukun di tuwuhan, yaitu tempat yang akan digunakan
upacara wologoro dan di tempat ini diletakan sesajen.
·
Setelah
calonpria tiba di rumah calon pengantin wanita maka dijemput oleh pihak
keluarga wanita dari luar rumah dengan sesaji berupa telur ayam kampong, daun sirih,beras, uang logam dan air
bunga setaman yang diletakan di depan pelaminan.
·
Dan
ketika caalon mempelai lelaki tiba dirumah, maka disambut calon mempelai wanita
dan kemudian dilaksanakan rituam temanten yaitu:
o
Melempar
daun sirih
o
Dukun
membacakan mantera di tempat pipisan, yaitu tempat pertemuan mempelai
o
Mempelai
pria menginjak telur ayam kampong
o
Mempelai
wanita membasuh kaki mempelai pria dengan air bunga setaman. Kedua mempelai
dipersatukan tangannya dan diberi beras, kemudian beras tersebut bersama sama
di taburkan.
o
Selanjutnya
mempelai duduk di pelaminan dan sungkeman kepada kedua orang tua.
o
Makan
bersama
Setelah penerimaan mempelai pria oleh
mempelai wanita selesai makan selanjutnya adalah pelaksanaan upacara inti yaitu
upacara perkawinan wologoro.
Urutan perkawinan
- Upaca mengundang besan
Upacara dilakukan oleh pengantin
pihak wanita dengan tujuan mengadakan penghormatan bagi orang tua pihak laki.
- Upacara Nurunen
Pembacaan doa dan mantera
oleh dukun untuk menurunkan roh para leluhur.
- Upacara Bebanten Gelang
Upacara pengikatan sebuah
benang sebagai symbol telah di sah kan oleh beberapa orang dan disaksikan oleh
leluhur bahwa telah terikatnya usatu perkawinan.
- Upacara Dedulitan
Upacara memercikan air
suci pada orang tua dan seluruh sanak saudara serta seluruh perabot rumah
tangga. Hal ini sebagai symbol minta izin kepada seluruh keluarga.
- Penyembahan Leluhur
Upacara untuk memohon doa
restukepada para leluhur.