Aksara
Aksara
Karo
Aksara
Karo
ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada
saat ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah
digunakan lagi.guna melengkapi cara penulisan perlu dilengkapi dengan anak
huruf seperti o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan pemantek.
Masyarakat
Karo mengenal penanggalan hari dan bulan serta pembagian waktu siang dan malam
hari. Satu bulan dibagi dalam 30 hari dan satu tahun dibagi dalam 12 bulan dan
masing-masing ada namanya. Adapun nama-nama hari dalam satu bulan adalah
sebagai berikut :
1. Aditia
2. Suma Pultak
3. Nggara
4. Budaha
5. Beraspati pultak
6. Cukera enem berugi
7. Belah naik
8. Aditia baik
9. Sumana siwah
10.Nggara sepuluh
11.Budaha ngadep
12.Beras pati tangkep
13.Cukera dudu
14.Belah Purnama
15.Tula
16.Suma cepik
17.Nggara enggo tula
18.Budaha Gok
19.Beras pati sepuluh siwah
20.Cukera dua puluh
21.Belah turun
22.Aditia turun
23.Suma
24.Nggara simbelin
25.Budaha medem
26.Beras pati medem
27.Cukera mate
28.Mate bulan
29.Dalan bulan
30.Samis
Adapun jumlah bulan untuk satu tahun dihitung dengan dua belas.
Nama-nama bulan dan hewan atau benda apa yang bersmaan dengan bulan itu adalah sebagai berikut :
1. Sipaka sada ( kambing )
2. Sipaka dua ( lampu )
3. Sipaka telu ( gaya = cacing )
4. Sipaka empat ( kodok )
5. Sipaka lima ( arimo = harimau )
6. Sipaka enem ( kuliki = elang )
7. Sipaka pitu ( kayu )
8. Sipaka waluh ( tambak = kolam)
9. Sipaka siwah ( gayo = kepiting )
10.Sipaka sepuluh ( baluat )
11.Sipaka sepuluh sada ( batu )
12.Sipaka sepuluh dua (nurung = ikan)
Pembagian waktu dalam sehari atau waktu siang hari dibagi menjadi 5 waktu :
1. Erpagi – pagi ( 06.00 – 09.00 )
2. Pengului (09.00 – 11.00 )
3. Ciger (11.00 - 13.00 )
4. Linge (13.00 - 15.00 )
5. Karaben ( 15.00 – 18.00 )
Untuk malam hari dikenal istilah :
1. Erkata pepet ( 18.00 – 19.00 )
2. Elahman ( 19.00 - 24.00 )
3. Tengah berngi ( 24.00 - 01.00 )
4. Tekuak manok sekali ( 03.00 – 04.00 )
5. Tekuak manok pedua kaliken ( 04.00 – 06.00 )
Masyarakat Karo juga mengenal mata angin atau disebut “ Penjuru bumi “ dan dibagi delapan, sama dengan mata angin yang kita kenal selama ini, yaitu :
1. Pustima – Barat
2. Purba – Timur
3. Utara – Utara
4. Daksina – Selatan
5. Mangabia – Barat Laut
6. Aguni – Tenggara
7. Iresen – Timur Laut
8. Nariti – Barat Daya
1. Aditia
2. Suma Pultak
3. Nggara
4. Budaha
5. Beraspati pultak
6. Cukera enem berugi
7. Belah naik
8. Aditia baik
9. Sumana siwah
10.Nggara sepuluh
11.Budaha ngadep
12.Beras pati tangkep
13.Cukera dudu
14.Belah Purnama
15.Tula
16.Suma cepik
17.Nggara enggo tula
18.Budaha Gok
19.Beras pati sepuluh siwah
20.Cukera dua puluh
21.Belah turun
22.Aditia turun
23.Suma
24.Nggara simbelin
25.Budaha medem
26.Beras pati medem
27.Cukera mate
28.Mate bulan
29.Dalan bulan
30.Samis
Adapun jumlah bulan untuk satu tahun dihitung dengan dua belas.
Nama-nama bulan dan hewan atau benda apa yang bersmaan dengan bulan itu adalah sebagai berikut :
1. Sipaka sada ( kambing )
2. Sipaka dua ( lampu )
3. Sipaka telu ( gaya = cacing )
4. Sipaka empat ( kodok )
5. Sipaka lima ( arimo = harimau )
6. Sipaka enem ( kuliki = elang )
7. Sipaka pitu ( kayu )
8. Sipaka waluh ( tambak = kolam)
9. Sipaka siwah ( gayo = kepiting )
10.Sipaka sepuluh ( baluat )
11.Sipaka sepuluh sada ( batu )
12.Sipaka sepuluh dua (nurung = ikan)
Pembagian waktu dalam sehari atau waktu siang hari dibagi menjadi 5 waktu :
1. Erpagi – pagi ( 06.00 – 09.00 )
2. Pengului (09.00 – 11.00 )
3. Ciger (11.00 - 13.00 )
4. Linge (13.00 - 15.00 )
5. Karaben ( 15.00 – 18.00 )
Untuk malam hari dikenal istilah :
1. Erkata pepet ( 18.00 – 19.00 )
2. Elahman ( 19.00 - 24.00 )
3. Tengah berngi ( 24.00 - 01.00 )
4. Tekuak manok sekali ( 03.00 – 04.00 )
5. Tekuak manok pedua kaliken ( 04.00 – 06.00 )
Masyarakat Karo juga mengenal mata angin atau disebut “ Penjuru bumi “ dan dibagi delapan, sama dengan mata angin yang kita kenal selama ini, yaitu :
1. Pustima – Barat
2. Purba – Timur
3. Utara – Utara
4. Daksina – Selatan
5. Mangabia – Barat Laut
6. Aguni – Tenggara
7. Iresen – Timur Laut
8. Nariti – Barat Daya